REPUBLIKA.CO.ID, HARYANA-- Polisi negara bagian Haryana India memburu sekelompok pelaku pemerkosaan seorang perempuan yang diduga seorang tunagrahita atau mengalami keterbelakangan mental. Pemerkosaan memicu aksi demonstrasi ratusan orang .
Korban yang berusia 28 tahun itu hilang dari rumah sakit di wilayah Rohtak pada 1 Februari. Tubuhnya kemudian ditemukan di lapangan dalam keadaan telah dimutilasi pada Rabu (4/2). Hasil pemeriksaan post mortem menyatakan, korban mengalami beberapa serangan seksual.
Pada Ahad (8/2), ratusan orang memblokir jalan raya dengan membawa lilin sebagai bentuk protes. Polisi menyatakan mereka memiliki beberapa petunjuk penting dan berharap akan segera menangkap beberapa tersangka.
"Penyelidikan awal menunjukkan adanya penyerangan seksual dan pembunuhan. Sebanyak tujuh tim polisi sedang menyelidiki kasus ini," kata pejabat kepolisian Shashank pada BBC, Ahad.
Adik korban yang memimpin protes di Rohtak menuduh polisi lambat dalam menangani masalah ini. Namun polisi membantah hal itu.
"Polisi lambat menangkap para pelaku, mereka harus segera ditangkap dan digantung. Saya ingin keadilan bagi adikku, mereka telah berlaku brutal kepadanya," ujarnya.
Kesadaran mengenai kekerasan seksual di India telah berkembang sejak 2012, setelah kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang mahasiswi di bus di New Delhi. Pemerintah memperketat undang-undang tentang kekerasan seksual pada 2013. Namun undang-undang baru belum berhasil menurunkan jumlah kasus pemerkosaan hingga saat ini.