REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang melanda Ibu Kota sejak Senin (9/2) dini hari hingga Selasa (10/2) mengakibatkan sejumlah aktivitas ekonomi dan perdagangan lumpuh. Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang memperkirakan sekitar 75.000 kios dan toko tidak beroperasi. Kios-kios dan toko tersebut tersebar di pusat perbelanjaan di lima wilayah Ibu Kota.
"Jika omset mereka dirata-ratakan Rp 20 juta per hari, maka kerugian yang dialami mencapai Rp 1,5 triliun tiap harinya," kata Sarman saat di konfirmasi melalui telepon oleh Republika, Selasa (10/2) sore.
Menurutnya, kerugian ini hanya terjadi pada sektor perdagangan di pusat bisnis. Perkiraan kerugian ini belum termasuk kerugian akibat jalur distribusi yang stagnan, omset hotel, dan restoran yang juga dipastikan menurun.
Lebih lanjut, Sarman mengatakan, banjir tahun ini membuktikan DKI Jakarta belum mampu mengatasi permasalahan banjir Ibu Kota. "Sebagai kota jasa, Pemprov DKI harusnya segera mengatasi dampak banjir ini karena sudah mengancam kelangsungan bisnis," ujarnya.
Sarman juga sangat berharap agar Pemprov DKI dengan dukungan pemerintah pusat dapat mengambil langkah-langkah strategis dengan mempercepat berfungsinya Kanal Banjir Timur (KBT) dan Kanal Banjir Barat (KBB). Mereka juga perlu merevitalisasi sungai yang berkesinambungan dan terintegrasi dengan drainase secara keseluruhan.
Adapun beberapa pusat bisnis tidak beroperasi atau terganggu akibat banjir, seperti di wilayah Jakarta Timur, tepatnya di sepanjang Jatinegara Plaza. Di wilayah Jakarta Barat, pusat bisnis yang terganggu adalah Ciputra MalI, Central Park, Glodok City, Pasar HWI Lindeteves, Glodok Jaya, Glodok Mangga Besar, Puri Indah Mall, Roxi Square, Mall Taman Anggrek, PX Pavillion, Lippo Mall Puri, dan WTC Mangga Dua. Di Jakarta Pusat, pusat bisnis yang terganggu adalah ITC Harco Mas, Mangga Dua Mall, dan Plaza Harco Electronic.
Pusat bisnis yang paling banyak terganggu adalah di wilayah Jakarta Utara, yakni Mangga Dua Square, Electronic City, ITC Mangga Dua, Mal Kelapa Gading, Mal Artha Gading, Mal Kelapa Gading 1 dan 2, Mal Kelapa Gading Square, Mal Sport Kelapa Gading dan La Piazza Kelapa Gading. Sementara itu menurut Sarman, pusat bisnis wilayah Jakarta Selatan cenderung tidak separah di wilayah lainnya.