REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, meningkatkan penanganan penyakit demam berdarah dengue, khususnya di 13 kelurahan dan desa daerah endemis penyakit mematikan itu.
"Ini daerah endemis DBD, terutama dalam Kota Sampit. Hanya desa Tanah Mas dan Tinduk yang tidak masuk endemis DBD. Di luar kota, daerah endemis DBD Kecamatan Kotabesi, Parenggean dan Cempaga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim, dr Faisal Novendra Cahyanto di Sampit, Rabu (11/2).
Hasil pantauan, daerah-daerah endemis DBD umumnya kawasan permukiman padat penduduk. Ini diduga sangat terkait dengan tingkat keasadaran penduduk dalam menjaga kebersihan lingkungan karena dapat memicu perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty yang menularkan DBD.
Selain dampak musim penghujan, perkembangbiakan nyamuk juga dipengaruhi pola hidup sehat masyarakat. Jika masyarakat peduli terhadap kebersihan maka nyamuk akan sulit berkembangbiak karena tidak ada tempat bagi mereka berkembang biak.
Data Dinas Kesehatan Kotim, kasus DBD sejak awal 2015 hingga saat ini masih tinggi. Minggu pertama dilaporkan sebanyak 9 kasus, minggu kedua 26 kasus, minggu ketiga 25kasus, minggu keempat 24 kasus, minggu kelima 15 kasus, dan minggu keenam 2 kasus. Sehingga total kasus DBD diawal tahun ini sebanyak 101 kasus.
Faisal meminta masyarakat tetap waspada mengingat curah hujan cukup tinggi. Masyarakat diimbau melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin yaitu membersihkan tempat penampungan air serta mengubur atau membakar sampah yang bisa menampung air dan bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk demam berdarah.
Penyemprotan atau fogging massal dilakukan Dinas Kesehatan juga tidak akan efektif tanpa diikuti kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. Masyarakat harus membersihkan lingkungan secara rutin sehingga nyamuk tidak bisa berkembang biak.