REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Forum pertemuan antarkomunitas Muslim di Indonesia diharapkan mampu memecahkan segala permasalahan di negeri ini karena kelompok mayoritas tak bisa diabaikan.
“Saya kira Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) keenam ini sangat penting karena secara substantif mengangkat isu urgent di bidang politik. Politik yang mana kita lihat, terjadi distorsi dan deviasi, saling sandera. Misalnya, (soal pelantikan) calon Kapolri saja tidak selesai-selesai,” ujar cendikiawan muslim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra, Selasa (10/2) malam.
Azyumardi Azra menilai, situasi politik Indonesia sedang mangkrak karena para elite terjebak dalam sikap saling menyandera kepentingan satu sama lain.
Azra melanjutkan, pembangunan Indonesia tidak bisa mengabaikan kaum Muslim Indonesia, sebagai komposisi terbanyak di negeri ini.
Maka, KUII sebagai ajang konsolidasi umat Islam Indonesia berkepentingan besar untuk menegaskan kembali kepentingan umat Islam dalam membangun Indonesia. Apalagi, lanjut Azra, di tengah situasi politik yang tidak stabil.
“Umat sebagai penduduk mayoritas, yakni sekitar 88 persen, sangat berkepentingan dengan politik yang stabil, berkomitmen tinggi pada NKRI. Jadi, kalau keadaannya galau terus, ribut terus seperti ini, kapan membangunnya?” kata Azyumardi.