REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) mengatakan harga yang ditawarkan travel yang menawarkan paket umrah murah tidak masuk akal. Sehingga, pada akhirnya akan ada calon jamaah yang dikorbankan dengan tidak jadi diberangkatkan atau dengan menaikan harga tersebut.
Ketua Dewan Kehormatan Amphuri, Rinto Rahardjo berpendapat, harga murah yang ditawarkan hanya untuk menarik minat jamaah agar banyak yang mendaftar. Jika banyak yang mendaftar, maka uang yang masuk akan diputarkan baik untuk bisnis kontraktor, bahkan untuk aktivitas perjudian.
Biasanya, kata dia, jamaah disuruh mengantre selama satu tahun sejak awal penyetoran dana. "Uang yang dibayar, diputarkan. Itu yang saya dengar ya, dimainkan uangnya. Wallahualam. Tapi memang nggak masuk akal kalau duit itu hanya diam saja, tapi pasti di puter-puter," ujar Rinto Rahardjo kepada ROL, Rabu (11/2).
Menurutnya, pelaku usaha travel yang menawarkan harga murah ini biasanya beragama nonmuslim. Para pengusaha tidak akan mengalami kerugian karena uang yang ada telah diputar.
Adapun untuk minimal harga umrah yang dianggap wajar yakni sebesar Rp 17,5 sampai Rp 18 juta. Dengan harga minimal ini pelayanan yang diterima jamaah juga minimal. Seperti jarak hotel yang cukup jauh.