REPUBLIKA.CO.ID, MAROS - Badan Sar Nasional (Basarnas) Makassar memperlihatkan hasil temuan mereka yang merupakan serpihan pesawat Air Asia QZ 8501. Sebanyak 76 serpihan tersebut digelar di kantor Basarnas, kawasan Bandara Sultan Hasanuddin, Kamis (12/2).
Kepala Basarnas Makassar Roki Asikin menyebutkan, serpihan tersebut dikumpulkan Basarnas berdasarkan temuan warga pesisir maupun nelayan di berbagai daerah. Mulai dari pesisir Donggala Sulawesi tengah, Mamuju tengah, Tanjung Rahas Mamuju, Majene Sulawesi Barat sampai perairan Barru Sulawesi Selatan.
"Pesawat Air Asia ini memang jatuh di perairan Kalimantan, tapi terbawa arus sampai keperairan Sulawesi dan banyak ditemukan oleh warga dan nelayan, tapi ada juga beberapa serpihan yang ditemukan oleh anggota kami. Kami melakukan penyisiran sejak 28 Januari lalu mulai dari Donggala sampai Barru," kata Roki, Kamis (12/2).
Ia juga menjelaskan, bagian-bagian pesawat yang mereka temukan diantaranya adalah Emergency Locator Transmiter (ELT) yang berfungsi sebagai pelempar sinyal saat terjadi kecelakaan. Selain itu, ada pula sayap dibagian ekor pesawat, sekat kabin ekonomi, beberapa kursi serta tabung oksigen.
"Untuk sementara, beberapa serpihan sudah kami indentifikasi jenisnya, namun untuk lebih detailnya akan dipastikan oleh pihak Air Asia dan juga Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) setelah kami serahkan semua serpihan ini," ujarnya.
Tak hanya itu, pihak Basarnas Makassar juga mengaku telah menemukan 12 jenazah yang diduga korban penumpang pesawat Air Asia. Semua jenazah telah diserahkan ke pihak Air Asia di Surabaya untuk di identifikasi lebih lanjut dan diserahkan kepada keluarga korban.
Jenazah yang ditemukan banyak terdapat di perairan Mamuju dan Pinrang. Yang selanjutnya dibawa ke RS Bayangkara dan kami serahkan ke pihak Air Asia lalu dibawa ke Surabaya.