Jumat 13 Feb 2015 11:40 WIB

Buah Memang Bukan untuk Disimpan Lama

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Petugas melakukan inspeksi mendadak (sidak) peredaran apel jenis Granny Smith dan Gala asal AS yang tercemar bakteri patogen Listeria Monocytogenes di salah satu pusat perbelanjaan di Jambi, Jumat, (30/1).  (Antara/Wahdi Septiawan)
Petugas melakukan inspeksi mendadak (sidak) peredaran apel jenis Granny Smith dan Gala asal AS yang tercemar bakteri patogen Listeria Monocytogenes di salah satu pusat perbelanjaan di Jambi, Jumat, (30/1). (Antara/Wahdi Septiawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca merebaknya temuan bakteri dalam buah impor, Tim Penggerak PKK Pusat mengajak masyarakat untuk mengonsumsi buah-buahan segar. Sebab, buah-buahan memang tidak untuk disimpan lama.

Ketua ‎Umum Tim Penggerak PKK Pusat Erni Guntarti Tjahyo Kumolo mengatakan sudah seharusnya masyarakat Indonesia bersyukur buah Indonesia variatif dan bergantian musimnya.

Menurutnya, buah memang tidak untuk disimpan lama sehingga memang lebih segar jika mengonsumsi buah lokal yang tidak melalui mekanisme pengawetan.

''Isu apel terkontaminasi bakteri membuat kita memang harus memanfaatkan buah lokal,'' kata Erni dalam Promosi Cinta Buah Nusantara, di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (13/2).

PKK mendorong keluarga-keluarga Indonesia untuk memanam tanaman buah dalam pot di pekarangan rumah. Selain teduh, sumber kebutuhan nutrisi dari buah pun bisa dipenuhi sendir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ اَسَرَّ النَّبِيُّ اِلٰى بَعْضِ اَزْوَاجِهٖ حَدِيْثًاۚ فَلَمَّا نَبَّاَتْ بِهٖ وَاَظْهَرَهُ اللّٰهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهٗ وَاَعْرَضَ عَنْۢ بَعْضٍۚ فَلَمَّا نَبَّاَهَا بِهٖ قَالَتْ مَنْ اَنْۢبَاَكَ هٰذَاۗ قَالَ نَبَّاَنِيَ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ
Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya (Hafsah). Lalu dia menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan peristiwa itu kepadanya (Nabi), lalu (Nabi) memberitahukan (kepada Hafsah) sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain. Maka ketika dia (Nabi) memberitahukan pembicaraan itu kepadanya (Hafsah), dia bertanya, “Siapa yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab, “Yang memberitahukan kepadaku adalah Allah Yang Maha Mengetahui, Mahateliti.”

(QS. At-Tahrim ayat 3)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement