REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA SELATAN — Sejak 11 Agustus 2014 lalu, PT Transjakarta telah menerapkan e-ticket sebagai bagian dari modernisasi untuk memudahkan para penggunanya. Kendati demikian, layanan e-ticket tersebut dikeluhkan sejumlah penumpang yang jarang memakai layanan Transjakarta.
Seperti seorang penumpang bus, Ridwan yang bekerja sebagai pekerja bangunan di kawasan perumahan di Ampera, Jakarta Selatan, merasa keberatan dengan kebijakan itu. Bagi Ridwan yang jarang sekali naik Transjakarta, layanan e-ticketing di rasa cukup memberatkan ongkosnya.
Bayangkan saja, Ridwan harus merogoh kocek sebesar Rp 40 ribu hanya untuk membeli kartu tiket elektronik agar dapat naik Transjakarta. "Saya ngontrak di kawasan Gajah Mada, ini lagi nyoba naik busway. Kata temen lebih mudah aksesnya kalau ke Ampera, turun di Blok M. Ah, kalau dipikir-pikir mending naik Kopaja biasa saja lah lebih murah," keluhnya kepada Republika, Jumat (13/2).
Hal serupa diutarakan Leldi Rogahan, warga Makassar, Sulawesi Selatan, yang sedang berada di Jakarta karena urusan dinas. Dia sempat kaget karena harga tiket Transjakarta cukup tinggi. "Kalau bisa untuk orang daerah seperti saya ini, ada tiket khusus. Sayang juga kan kalau di sini saya hanya pakai dua kali saja," ujar Leldi.
Dia mengaku sering ke Jakarta untuk urusan dinas dan kerap menggunakan jasa Transjakarta. Untuk itu, dia berharap ada pelayanan tiket seperti sebelumnya sehingga penumpang yang tidak memiliki cukup uang bisa menggunakan Transjakarta tanpa harus membeli kartu perdana e-ticket yang mencapai Rp 40 ribu.
"Dulu di tiap halte banyak petugas yang berjaga. Setelah ada e-ticket, sudah nggak ada yang jaga. Udah gitu tadi pas saya tap kartu di halte Kota, kartu saya agak bermasalah di gate masuknya. Nggak ada petugas yang jaga, masih sepi karena masih pagi banget. Akhirnya, kasirnya keluar dan terpaksa bantuin saya," ujarnya.
Menurut pengamat kebijakan publik, Lisman Manurung, sebenarnya sistem e-ticket akan sangat bagus untuk pengguna yang rutin menggunakan jasa Transjakarta. Tetapi, sistem seperti itu tidak efektif diterapkan bagi pengguna yang jarang menggunakan jasa Transjakarta.
"Sebenarnya banyak keuntungan dari sistem ini yang penggunaannya bisa dimanfaatkan untuk bayar tol, belanja di supermarket dan lainnya, tapi pemerintah juga harus lebih memperhatikan soal biaya awal pembelian e-ticketing yang mahal," jelasnya.
HYPERLINK "https://overview.mail.yahoo.com/mobile/?.src=Android"Sent from Yahoo Mail on Android