Jumat 13 Feb 2015 20:43 WIB

'Ngaji Yes, Valetine No'

Valentine (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Valentine (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Ratusan pelajar Lembaga Dakwan Sekolah (LDS) dan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga khusus Mahasiswa (LKM) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Selatan, menggelar aksi menolak perayaan Hari Valentine.

Penolakan dalam aksi simpatik Generasi Peduli Banua itu berlangsung di Taman Siring depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Jumat (13/2) petang. Dalam aksinya, ratusan pelajar dan mahasiswa itu membawa spanduk bertuliskan, 'Tolak Valentine's Day: Selamatkan Generasi Muda dengan Khilafah.'

Selain itu, poster bertuliskan 'Ngaji Yes Pacaran No, Belajar Yes, Valentinan No', 'Pacaran Haram, Jaga Kehormatanmu', 'Waspada gaul bebas, Waspada budaya Barat'.

Ketua LKM HTI Kalsel Asbudi menolak Valentine's Day karena bertentangan dengan Islam. Baik dari sejarah maupun aktivitas perayaannya.

Terlebih Hari Valentine itu merupakan salah satu budaya global yang membahayakan generasi muda dan mengarahkan mereka kepada kesesatan dan perbuatan asusila.

"Selain itu, fenomena Valentine's Day dijadikan sebagai ajang bisnis yang menggiurkan bagi para kapitalis untuk mengeruk keuntungan materi sebanyak-banyaknya, tanpa mempertimbangkan hal itu dapat merusak moral generasi muda," katanya.

Salah satu orator, perwakilan guru dan orang tua Ahsanul Huda mengaku kecewa karena para guru telah berupaya mendidik para siswa untuk memiliki pemikiran dan akhlak yang baik.

"Namun, justru lingkungan menghancurkan nilai-nilai agama dan akhlak yang telah ditanamkan, seperti hotel-hotel yang menyediakan paket khusus bagi para pemuda dan remaja untuk merayakan budaya Valentine's Day," ungkapnya.

Karenanya, ia menuntut pemerintah daerah untuk menolak budaya Barat. Khususnya Valentine's Day yang merusak generasi bangsa dan memberikan rekomendasi melarang kegiatan-kegiatan yang dinilai akan menghancurkan akhlak generasi muda.

Ia mencontohkan yang dilakukan lima wali kota di Indonesia yang melarang perayaan Valentine's Day, antara lain Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Padang, Sumatera Barat, dan Wali Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.

Selain itu, Wali Kota Makasar, Sulawesi Selatan dan Wali Kota Depok, Jawa Barat, ungkapnya. "Pelarangan itu merupakan perbuatan terpuji, karena berarti melindungi generasi muda dari bahaya budaya kapitalis-liberal, dengan menerapkan Syariat Islam dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah," lanjutnya.

Sementara itu, salah satu peserta aksi, siswi kelas XII A Multimedia SMK Negeri 1 Banjarmasin Puspita Mahda mengingatkan para remaja agar tidak mudah terpengaruh untuk ikut meramaikan Valentine's Day yang notabene tidak berasal dari Islam.

"Pembinaan dan pencerahan kepada remaja juga perlu ditingkatkan agar mereka memiliki kesadaran untuk berpikir dan berperilaku sesuai ajara agama Islam," harapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement