REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menyiapkan dana bencana Rp 5 miliar tahun ini. Jumlah anggaran itu meningkat 100 persen dari tahun sebelumnya, yakni Rp 2,5 miliar.
"Dana itu untuk anggaran bencana tidak terduga," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Hafi Lutfi usai apel kesiapan relawan siaga bencana di Kabupaten Malang, Kepanjen, Selasa (17/2).
Hafi menyatakan anggaran ditambah oleh Pemkab Malang dan DPRD karena melihat potensi besar bencana yang ada di kabupaten Malang. Selain dana itu, Pemkab Malang mengalokasikan dana siap pakai sebanyak Rp 1 miliar sehingga total dana bencana sebesar Rp 6 miliar.
Bupati Malang Rendra Kresna mengatakan seluruh desa di kabupaten siaga bencana. Rendra menambahkan seluruh warga harus tanggap bencana.
Kabupaten Malang saat ini juga telah memiliki alat pendeteksi gempa bernama ekstenso meter buatan Jerman. Alat tersebut dipasang di dua titik, di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading dan Desa Pait, Kecamatan Kasembon. Alat ekstenso meter ini memiliki tingkat akurasi tinggi. .
"Ada sistem peringatan dini ketika ada pergerakan tanah jarak 300-500 meter. Dengan begitu bisa mengeliminasi korban jiwa," kata Rendra.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menggelar apel kesiapan relawan siaga bencana yang diikuti sekitar 600 relawan. Mereka terdiri dari BPBD, Perhutani, TNI, Polri, KSR, Tagana, dan PMI. Selain memiliki banyak relawan, juga didukung oleh peralatan memadai.
Seperti peralatan komunikasi, ambulans, dan perahu karet. Bisa dibilang segala jenis bencana berpotensi terjadi di Kabupaten Malang, seperti banjir, puting beliung, dan longsor.