REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- M Syafril Mude menjadi salah satu santri kebanggaan Pondok Pesantren Daarul Qur’an, Ketapang, Cipondoh, Kota Tangerang.
Lelaki berdarah Makassar ini berhasil menghafal Alquran sejak dua tahun lalu saat ia masih duduk di kelas X. Kini, Syafril duduk di kelas XII jurusan ilmu pengetahuan sosial (IPS).
Keberhasilan Syafril menguasai 30 juz Alquran. tidak diperoleh dengan mudah. Berbagai metode ia pelajari agar menghafal Alquran menjadi lebih mudah.
Usaha kerasnya mengingat aya-ayat Allah akhirnya membuahkan hasil. Apa rahasia Syafril? Keinginan menjadi penghafal Alquran telah muncul sejak Syafril duduk di kelas VII Madrasah Tsanawiyah VII Makassar.
Semangat itu hadir dari salah seorang saudaranya. Ketika saudara Syafril mengajarkan ihwal keutamaan-keutamaan Alquran.
“Dia menjelaskan bagaimana manfaat Alquran, baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” kata Syafril kepada Republika di Pesantren Daarul Qur’an.
Syafril mengaku terkesima dengan keutamaan penghafal Alquran. Salah satunya tentang janji Allah, yakni bagai memberikan mahkota kepada orang tua bila buah hatinya berhasil menghafal Alquran.
Sejak itu semangat Syafril terpantik. Bagi umat Islam, Alquran bukan sekadar kitab suci. Alquran juga menjadi mukjizat dari Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mukjizat itu terdapat pada petunjuk dan ajaran bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan di dunia dan meraih kebahagiaan akhirat.
Tidak ingin semangatnya buyar, Syafril memutuskan meninggalkan bangku tsanawiyah sebelum semester pertama kelar. Tekadnya bulat mempelajari Islam lebih dalam dan terutama menghafal Alquran.
Syafril pun memilih salah satu pesantren di Makassar sebagai tempat menimba ilmu. Syafril yakin hanya dengan kesungguhan, niatnya mewujudkan cinta kepada Ilahi akan berhasil.
“Saya masih ingat betul saat pindah, kalau tidak salah saya cuma sekolah empat bulan selama di Mts (tsanawiyah),” ujarnya.
Langkah awal menghafal Alquran terbilang sulit. Ganjalan terbesarnya adalah menemukan cara atau metode yang cocok agar ribuan ayat-ayat Allah itu bisa terekam dalam ingatan.
Langkah pertama, dia mulai dengan bertanya kepada para ustaz dan teman-temannya tentang metode terbaik menghafal Alquran.
“Saya mencari metode dari lisan maupun tulisan, tapi belum ada yang cocok waktu itu,” ungkapnya dengan semangat.
Ia mengaku sempat menemukan metode menghafal Alquran yang cocok. Namun, cara ini tidak bisa berlangsung lama karena hanya bertahan satu atau dua hari. Syafril tidak patah arang.
Ia tak ingin menyerah sedikit pun dalam mencari metode yang tepat. Sampai akhirnya berhasil menemukan metode yang tepat dan cocok untuk menghafal Alquran. “Dari metode yang saya dapat, saya satukan dan akhirnya cocok,” ujarnya menjelaskan.