Kamis 19 Feb 2015 19:46 WIB

BUMN Ini Bakal Pasok Benih Ikan Budi Daya

Rep: c85/ Red: Dwi Murdaningsih
Kolam ikan gurame (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Kolam ikan gurame (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Untuk mencapai target produksi 31,3 juta ton ikan budidaya, pemerintah berencana menggandeng salah satu BUMN penghasil benih, PT Sang Hyang Seri (SHS). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo mengatakan, bahwa kerja sama ini untuk menggenjot produktivitas BUMN sekaligus agar pemenuhan kebutuhan benih terpenuhi. Mengingat, salah satu kendala terbesar yang dialami oleh pembudi daya adalah sulitnya pasokan benih.

"Masalah benih, saya sudah bicara dengan Bu Rini (Menteri BUMN). SHS bisa gak siapkan benih ikan? Sebagai penjual benih ikan kan harus dari BUMN. Jadi kita minta SHS yang menyediakan. Kan ga boleh balai penelitian jual benih," jelas Indroyono, Kamis (19/2).

PT SHS sebetulnya adalah produsen benih padi. Namun, Indroyono mengaku telah berkomunikasi dengan pihak SHS dan mereka menyatakan mampu memproduksi benih ikan. 

Sebelumnya, Menteri KKP Susi Pudjiastuti melarang balai benih untuk menjual benih mereka. Menteri pernah berujar bahwa benih akan dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Menyiasati hal ini, Indroyono meminta agar KKP membeli dari PT SHS baru dibagikan kepada pembudidaya. 

Rencana untuk PT SHS dalam produksi benih ikan akan dibahas dalam pertemuan pekan depan. Targetnya, tahun ini PT Sang Hyang Seri telah mampu memproduksi benih ikan untuk memenuhi kebutuhan benih dalam negeri. 

Dikonfirmasi melalui telepon, Nahli Sam, seorang pembudidaya ikan kerapu di Kabupaten Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam mengatakan bahwa memang selama ini pembudidaya lokal kesulitan dalam memperoleh benih ikan kerapu. Dia menilai, untuk mendatangkan benih dari Medan, maka dibutuhkan biaya logistik yang tinggi. Belum lagi risiko bahwa benih akan mati dalam perjalanan. Untuk itu dia berharap agar pemerintah menghidupkan balai benih yang ada di sana. "Biar benih mudah kami dapat dengan harga yang murah," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement