REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo mengatakan kongres partainya pada akhir Februari mendatang, bukan pertandingan Amien Rais. Melainkan ajang adu kualitas Hatta Rajasa dengan Zulkifli Hasan untuk meraih kursi ketua umum.
"Ini bukan pertandingan Pak Amien Rais dengan orang lain. Ini antara bang Hatta Rajasa dengan bang Zulkifli Hasan. Kita lihat kualitas keduanya," ujar Drajad dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (23/4).
Ia menekankan meskipun Amien Rais telah menyatakan dukungan kepada Zulkifli Hasan. Namun kader selaku pemilik hak suara akan melihat kualitas dari para calon ketua umum. Lagi pula, kata dia, Amien Rais bukan satu-satunya pendiri PAN.
"Soal dukungan dari siapa pun itu wajar, kita menghormati Pak Amien. Tapi ujungnya pemegang suara akan lihat bang Hatta dan bang Zulkifli, sebab ini pilihan antara HR dan ZH," kata dia.
Drajad sendiri menyatakan mendukung Hatta mempertahankan jabatan ketua umumnya dalam Kongres IV PAN akhir Februari ini. Dia juga mengaku mendorong Hatta menjadi capres pada pilpres 2019.
Dia menilai sejauh ini kinerja Hatta memimpin partai telah terbukti, di mana Hatta mampu membawa PAN memperoleh suara tertinggi sejak Pemilu 1999 silam.
Semua itu, kata dia, diwujudkan Hatta dengan strategi pemetaan nama-nama caleg PAN yang dianggap potensial mendulang suara.
"Caleg yang dirasa kuat, kita bantu dari DPP. Dengan strategi itu caleg bekerja keras," terang dia.
Kongres IV PAN dijadwalkan berlangsung 28 Februari hingga 3 Maret 2015 mendatang di Bali, dengan salah satu agendanya pemilihan ketua umum. Sejauh ini terdapat dua calon ketua umum antara lain Hatta Rajasa selaku calon petahana dan Zulkifli Hasan.
Kedua calon ketua umum itu akan bersaing mendapatkan total 596 suara kader PAN seluruh Indonesia. Drajad meyakini kongres partainya akan berlangsung damai, karena kedua calon ketua umum telah menyepakati waktu dan lokasi penyelenggaraan kongres secara bersama-sama, tidak seperti PPP dan Golkar.
"Kita hanya ada satu kongres. Insya Allah tidak akan seperti partai PPP dan Golkar," kata Drajad.