Rabu 25 Feb 2015 01:12 WIB

Umur Anak Ini Divonis Tinggal Sebulan

Red: Ilham
Tumor otak
Tumor otak

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Seorang ayah bingung dan mengkritik dokter yang berulang kali gagal mendiagnosa tumor otak anaknya, Sheridan Stewart (10). Stewart telah menderita mimisan dan dirujuk dokter praktek GP secara teratur selama empat bulan, sejak Novermber 2014.

Seperti dilansir Daily Mail, Senin (23/2), selama empat bulan itu, Stewart tidak menunjukan proses penyembuhan. Malah pendarahan di hidungnya semakin parah. Pada rujukan terakhir ke GP, dokter memberikan resep krim anti-virus di hidung. Para dokter mengklaim bocah itu terinveksi virus .

Namun, sehari kemudian, 2 Februari 2015, Stewart dipulangkan dari sekolah. Ia menderita pendarahan di hidung, pusing , diare, muntah-muntah, dan mulai berhalusinasi. Michael Sheridan( 46), ayah kandung Stewart mengatakan, ketika tiba di rumah, Stewart mulai bersikap 'aneh', ia meninju udara dan berbicara dengan suara keras.

Malam itu juga, Sheridan membawa anaknya ke dokter keluarga mereka di Dokter Praktik Ribblesdale di Bury, Greater Manchester. Tiga hari kemudian, Stewart mengeluh sakit kepala dan kaki goyah dan bersikap aneh. Mereka terkejut ketika hasil scan rumah sakit menyatakan Stewart menderita tumor otak ganas.

Dia kemudian dibawa ambulans ke Rumah Sakit Anak Royal Manchester, di mana sekarang dia masih dirawat. Petugas medis mengatakan, Stewart hanya memiliki waktu sekitar satu bulan untuk hidup. Penyakit tumor stadium tiga di kepalanya telah serius dan sudah tak bisa dioperasi. Setiap hari, tumor itu merenggut waktu Stewart yang tersisa.

Sheridan merasa hancur dan mengutuk praktek GP yang salah mendiagnosa penyakit anaknya. Ia telah membuat keluhan resmi kepada GP tentang gejala anaknya yang seharusnya bisa diketahui dari awal.

"Malam itu ketika anak saya tidak sakit, saya membawanya ke dokter dan menceritakan gejala. Dia (dokter) bilang itu virus dan memberi saya krim untuk dipasang di lubang hidungnya," kata Sheridan. Seharusnya, kata dia, dokter mengatakan jika itu adalah penyakit serius. "Itu membuat saya merasa sangat kesal. Ia tidak melakukan tugasnya dengan baik."

Stewart kini menghadapi sesi radioterapi intens di rumah sakit spesialis kanker, The Christie, untuk mengecilkan tumor, tetapi petugas medis takut pengobatan hanya menuda kematian. Di tempat tidurnya, Stewart selalu ditemani ibunya Kelly dan neneknya Carole Sheehan.

Sheridan, menambahkan, dokter tidak mengetahui sejak kapan tumor itu muncul, tapi tumor itu berada tepat di tengah-tengah otaknya. Radioterapi bisa membuat tumor mengecil, tetapi dokter mengatakan Stewart hanya memiliki hitungan sebulan untuk hidup. "Saya bertanya, apakah ia punya tahun, minggu, atau hari yang tersisa dan mereka mengatakan bulan. Kita semua hancur."

"Dia masih di luar dari itu, bahkan ketika dia terjaga dia tidak tahu apa yang terjadi. Ketika mereka mengatakan kepada kami, aku harus pergi keluar dari ruangan, aku tidak bisa percaya.

Nenek Stewart, Sheehan mengatakan, dirinya tidak pernah berhenti menangis di samping cucunya. Dia bahkan bisa terjaga sepanjang malam melihat wajah cucunya yang akan meninggal. "Saya tidak tidur dengan baik karena kita tahu (dia akan mati). Aku belum berhenti menangis. Kami hanya berharap keajaiban," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement