REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres nasional Partai Amanat Nasional (PAN) akan menentukan ketua umum periode 2015-2020. Dua kandidat ketum, Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan masih berebut suara untuk menyabet posisi ketum PAN. Siapapun ketum yang baru, tim sukses Zulkifli Hasan menilai ada beberapa pekerjaan menanti setelah kongres.
Anggota tim sukses Zulkifli Hasan, Suparji Ahmad mengatakan perkerjaan pertama yang perlu dipikirkan ketum PAN yang baru adalah soal strategi pemenangan di pemilu 2019 nanti. PAN butuh strategi jitu untuk memenangkan pemilu presiden yang digabung dengan pemilihan legislatif.
Kedua, ketum baru harus memiliki budaya mekanisme konstitusional pengambilan keputusan yang ditaati. Ketiga, ketum harus mampu menjalin komunikasi ke semua segmen masyarakat. Selama ini, PAN hanya dianggap sebagai parpol yang memiliki segmen tertentu, yaitu menengah ke atas dan berpendidikan. Padahal, masyarakat luas masih banyak yang berada di segmen menengah bawah.
"Keempat adalah pasca kongres ketum harus mampu membuat PAN tetap solid," kata Suparji Ahmad di Jakarta, Kamis (26/2).
Ketua DPP PAN, Bima Arya mengatakan kondisi di internal PAN berbeda dengan partai lainnya. Yang istimewa dari PAN adalah adanya proses transfer karisma yang sukses bagi kader PAN. Hal itu ditunjukkan dengan proses regenerasi yang sukses di PAN. Sebab, sudah sejak awal Amien Rais mulai menyapih kader PAN hingga sekarang sudah ada di generasi keempat.
"Faktor Amien Raislah yang membuat PAN tidak akan pecah seperti partai lain," kata Bima Arya.