Jumat 27 Feb 2015 22:47 WIB

Begal Marak, JK Minta Anies Lakukan Penelitian

Rep: dessy suciati/ Red: Taufik Rachman
Polisi menunjukan tiga tersangka pelaku begal motor IS (18), D (18), dan ADP (18) berikut barang bukti yang berhasil ditangkap di Mapolresta Depok, Jawa Barat, Minggu (1/2).  (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Polisi menunjukan tiga tersangka pelaku begal motor IS (18), D (18), dan ADP (18) berikut barang bukti yang berhasil ditangkap di Mapolresta Depok, Jawa Barat, Minggu (1/2). (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Aksi begal sepeda motor beberapa hari terakhir ini kerap kali terjadi di Jakarta dan sejumlah kota lainnya. Masyarakat pun dibuat resah akibat ulah mereka.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai maraknya aksi begal justru menunjukan ada fenomena yang harus diperbaiki. Ia pun telah meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk melakukan penelitian penyebab dari aksi yang sering kali dilakukan oleh para pelajar.

"Ini ada fenomena yang harus kita perbaiki. Tadi barusan di mobil saya bicara dengan menteri Anies, ini fenomena apa?," kata JK di kediamannya di Makassar, Jumat (27/2).

Kalla mengatakan para pelaku pun bahkan terdiri dari para remaja berusia sekitar 15 tahun. Dengan demikian, menurut JK, terdapat hal yang salah dalam sistem pendidikan yang diterapkan saat ini.

"Berarti terjadi suatu ada masalah di sistem pendidikan kita ini. Jadi kita harus teliti kemudian atasi ada apa?," jelas JK.

Aksi begal ini, kata dia, justru dimulai dari perilaku bullying terhadap para junior mereka. Namun, kemudian perilaku buruk ini semakin membesar dan tersebar luas hingga ke sejumlah daerah, seperti di Jakarta, Tangerang, dll.

"Jadi saya tadi minta agar segera bikin penelitian. Segera para ahli-ahli, apa yang terjadi di pendidikan. Apakah sistem belajar kita tidak intensif lagi, tidak ketat lagi," terang Kalla.

Menurutnya, sistem pendidikan dahulu yang berbeda dengan saat ini dapat mempengaruhi perilaku para remaja. Lanjut Kalla, pemberian hukuman terhadap para remaja yang berperilaku buruk itu pun dinilainya tak akan menyelesaikan masalah. Sehingga, menurutnya, pemerintah dan masyarakat harus memperbaiki penyebab dari perilaku ini.

"Apa penyebabnya kita akan minta peneliti, saya bilang saya kasih anda 1 bulan untuk mewawancarai. Tadi saya di sini ada 50 anak ditahan kan, nah itu ternyata anak 14 tahun, 15 tahun laki perempuan, ada orang yang mampu, ada orang tidak mampu. Jadi ini variasi. Berarti ada sesuatu yang terjadi di pendidikan," ungkap JK.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement