Sabtu 28 Feb 2015 19:01 WIB
Kongres PAN

Dua Penawaran dari Zulkifli Hasan

Rep: Agus Raharjo/ Red: Didi Purwadi
Kandidat Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tiba di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat (27/2).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Kandidat Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tiba di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Calon Ketua Umum (ketum) Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, berharap kongres nasional PAN berjalan lancar di Bali. Menurutnya, kongres ini menjadi awal penting untuk PAN menatap lima tahun mendatang.

Sebagai calon ketum PAN, ada dua hal yang ditawarkan Zulkifli Hasan pada kader yang mendukungnya. Menurut Zulkifli Hasan, tugas dari seorang ketua umum PAN adalah melayani kader-kader di daerah dengan baik. Untuk itu, mantan Menteri Kehutanan ini menawarkan sistem otonomisasi sebagai daya tarik pada kader dalam pemilihan ketum PAN.

"Seluruh kader DPD dan DPW ingin DPP tidak seluruhnya berkuasa, jadi kita mengusung otonomisasi," kata Zulkifli Hasan di Denpasar, Bali, Sabtu (28/2).

Zulkifli menambahkan, kekuasaan partai harus bisa di bagi-bagi dengan daerah. Sebelum menjadi pilar demokrasi di Indonesia, PAN harus dapat membangun pilar demokrasi di internalnya sendiri.

Menurut Ketua MPR RI ini, PAN tidak mungkin dapat membangun pilar demokrasi di Indonesia kalau internalnya sendiri tidak dapat dibangun. Hal itu juga berlaku untuk melayani masyarakat. PAN tidak mungkin dapat melayani masyarakat kalau tidak dapat melayani kadernya sendiri.

Kedua, menurutnya, ketum bertugas memastikan program parpol dapat berjalan baik. Kehadiran ketum untuk melakukan manajemen partai agar partai dapat maju dan berkembang.

Jadi, posisi ketum bukan untuk memastikan tiket maju dalam pencalonan presiden atau wakil presiden. Sebab itu, Zulkifli ingin mengembangkan konvensi sebagai nilai jual kedua pada kader PAN seluruh Indonesia.

"Kita akan buka seluas-luasnya kesempatan pada kader dengan konvensi," imbuh Zulkifli.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement