REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia (DDI) Syuhada Bahri mengatakan, salah satu pokok persoalan yang perlu dibahas adalah pengoptimalan dakwah guna membentengi umat Islam dari pengaruh-pengaruh yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Sebab saat ini, kata dia, tantangan bagi umat Islam cukup berat di mana banyak muncul berbagai aliran sesat begitu juga dengan pengaruh agama-agama lain.
"Banyak kan sekarang aliran-aliran yang mengaku Islam, tapi sebenarnya mereka menodai Islam. Begitu juga dengan pengaruh dari agama lain kepada umat Islam untuk mengubah keyakinan," kata Syuhada usai pelaksanaan Rakernas DDII di Aula Masjid Al Furqon, Keramat Raya Jakarta Pusat, Minggu (1/3).
Dengan fenomena tersebut, dewan dakwah kata Syuhada akan berusaha untuk bekerja dan berpikir keras agar syiar-syiar ajaran Islam dapat terus dilakukan ke seluruh umat Islam agar tetap berpegang teguh kepada ajaran Allah SWT.
Selain maraknya fenomena aliran sesat, kekhawatiran dengan upaya pengaruh agama lain juga akan menjadi prioritas dari DDII.
Syuhada mencontohkan upaya kristenisasi yang terjadi pada saat acara Car Free Day di Jakarta beberapa waktu lalu. Bila upaya seperti itu dibiarkan oleh kalangan umat Islam, maka akan membuka pintu bagi banyak agama lain untuk menggerogoti keyakinan umat Islam.
"Makanya itulah tugas kita bersama-sama. Bukan hanya DDII tapi semua lapisan masyarakat umat Islam," ujar Syuhada.
Sementara untuk daerah-daerah, dari pemaparan perwakilan DDII dari Provinsi Daerah Istimewa Aceh, saat ini perkembangan umat kristen di daerah Serambi Mekkah tersebut cukup pesat.
Maka dari itu, Syuhada mengatakan DDII harus bergerak cepat membentengi keimana umat Islam agar tak ada lagi yang terjerumus untuk kemudian memeluk agama dan keyakinan selain dari agama Allah SWT.
"Memang hak mereka (agama lain) untuk kembangkan agamanya. Tapi hak kita juga untuk bentengi umat kita dari pengaruh lain," ujar Syuhada.