Selasa 03 Mar 2015 17:48 WIB

Demo Nelayan Tolak Permen Susi Berakhir Ricuh

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ilham
Nelayan dari berbagai daerah mengikuti aksi di depan Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (26/2).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Nelayan dari berbagai daerah mengikuti aksi di depan Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Demo larangan penggunaan pukat hela dan pukat tarik oleh ribuan nelayan Kabupaten Batang, Selasa (3/3), Jawa Tengah berakhir ricuh. Ribuan nelayan yang memprotes Peraturan Menteri (Permen) SUsi Pujiastuti ini memblokir Jalan Sudirman atau jalur pantura Jawa Tengah, di kota Batang.

Tak hanya itu, para nelayan yang tidak puas dengan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan ini juga membakar ban di tengah jalan. Tak pelak, arus laluluntas di jalur pantura Jawa Tengah di wilayah Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan lunpuh total dalam beberapa jam.

Akibatnya, aparat Kepolisian Resort (Polres) Batang terpaka membubarkan aksi  para nelayan Batang ini dengan menggunakan gas air mata. Sementara para nelayan membalas tindakan aparat kepolisian ini dengan melemparkan batu dan berbagai benda yang mereka temukan ke arah polisi.

Tercatat, sejumlah anggota Dalmas Polres Batang mengalami luka- luka dan beberapa diantaranya harus dirawat tim medis.

Koordinator Nelayan Batang, Asroli mengatakan, para nelayan Batang kecewa dengan terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 2/Permen-KP/2015. Peraturan yang secara tegas telah melarang petani menggunalan alat tangkap jenis pukat hela dan pukat tarik ini sangat merugikan nelayan.

"Kami kecewa, peraturan menteri ini justru akan membinasakan nelayan di Batang, dan nelayan di Indonesia," tegasnya nelalui sambungan telepon.

Ia juga mengatakan, aksi ini sebenarnya merupakan aksi damai. Para nelayan sedianya akan menyampaikan aspirasi ke gedung dewan. Para wakil rakyat diminta manyampaikan aspirasi nmereka yang tidak setuju Permen Kelautan Nomor 2 Tahun 2015.

Kemarahan nelayan memuncak saat polisi yang mengamankan aksi mencoba menghalau para nelayan. "Sehingga aksi menjadi ricuh," tegasnya.

Kapolres Batang, AKBP Widi Atmoko yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, pihaknya berupaya mengendalikan aksi demo  para nelayan karena cenderung anarkis. Sejumlah warga di jalur utama kota Batang ini bahkan mulai resah dan meminta polisi bertindak akibat jalur pantura lumpuh.

"Karena sudah meresahkan warga masyarakat lainnya tidak ada alasan bagi aparat Kepolisian untuk tidak bertindak," ungkapnya.

Upaya persuasif polisi yang meminta para nelayan tidak memblokir jalur perekononian juga tidak diindahkan. KIarena itu, polisi mengambil tindakan tegas. "Sejauh ini sejumlah orang yang menjadi provokator di lapangan sudah diamankan polisi," tegasnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement