REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemimpin negara Barat menyerukan tanggapan keras atas setiap pelanggaran berat gencatan senjata di Ukraina timur.
"Pemimpin tersebut sepakat tanggapan keras diperlukan atas pelanggaran berat pelaksanaan gencatan senjata itu," kata pernyataan resmi pertemuan para pemimpin Barat, Selasa (4/3).
Pembicaraan yang melibatkan Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Francois Hollande, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan PM Italia Matteo Renzi itu dilakukan melalui hubungan video.
Dalam pembicaraan tersebut, pemimpin dari AS, Jerman, Prancis, Inggris dan Italia bersama Donald Tusk dari Uni Eropa menyatakan dukungan terhadap gencatan senjata itu. Selain itu, mereka juga mendesak memperkuat misi pengawasan gencatan senjata dan penarikan sistem persenjataan.
Namun, tidak dijelaskan lebih jauh jenis pelanggaran berat apa saja yang akan mendapat tanggapan keras. PM Renzi direncanakan akan bertemu Presiden Petro Poroshenko pada Rabu untuk membicarakan lemahnya pelaksanaan gencatan senjata.
Keadaan terkini di Ukraina menunjukkan, tentara Ukraina dan oposisi mengklaim telah menarik mundur artileri dari garis depan, namun baku tembak masih terjadi di beberapa wilayah.
Terkait hal ini, Poroshenko, Selasa, meminta pengawasan dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) di 10 wilayah di Ukraina yang masih melanggar gencatan senjata. Hal itu juga mendapat persetujuan dari Presiden Rusia Vladimir Putin.