REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, Jawa Barat, menggulirkan program bank gizi untuk antisipasi kasus gizi buruk. Bank gizi tersebut, merupakan pemberikan bantuan untuk makanan tambahan. Sasarannya, yakni anak dan ibu hamil yang kurang gizi.
Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Didi Suardi, mengatakan, bank gizi tersebut adanya di setiap Puskesmas. Jadi, pemkab memberikan bantuan berupa uang bagi anak-anak atau ibu hamil yang kekurangan gizi. Uang tersebut, harus dibelikan bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang baik.
"Kalau dulu istilahnya, pemberian makanan tambahan (PMT)," ujar Didi, kepada Republika, Rabu (4/3).
Saat ini, PMT itu diganti polanya. Tidak lagi, diberikan berbentuk bahan makanan. Seperti susu atau biskuit. Melainkan, berbentuk uangnya. Nanti, uang tersebut bisa dibelikan makanan sesuai dengan keinginan dari anak atau ibu hamil tersebut.
Sampai saat ini, lanjut Didi, pemberian bantuan melalui bank gizi itu besarannya variasi. Untuk anak dan ibu hamil gizi buruk, besarannya Rp 10 ribu per hari. Sedangkan, anak dengan kurang gizi Rp 4.000 per hari. Mereka diintervensi (diberi bantuan) selama tiga bulan.
"Selama diintervensi, kami terus melakukan pengawasan terhadap mereka. Tujuannya, untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Gizi Bidang Promosi Kesahatan (Promkes) dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Eva Listia Dewi, mengatakan, sampai saat ini di wilayahnya belum ditemukan anak dengan gizi buruk baru. Tetapi, anak gizi buruk akibat penyakit bawaan yang dideritanya masih ada. "Kalau yang gizi buruk kategori baru, tidak ada," ujarnya.
Sepanjang 2014 kemarin, lanjutnya, sebanyak 85 anak kategori gizi buruk. Namun, mereka gizi buruk bukan karena kekurangan asupan gizi. Melainkan, akibat penyakit bawaan. Seperti, penderita jantung, TBC dan hidrocepalus.
Akan tetapi, sampai data Desember 2014 jumlahnya mengalami penurunan jadi 17 anak. Penurunan ini, karena anak tersebut meninggal dunia atau keluarganya pindah ke daerah lain.
Sedangkan, anak dengan kurang gizi jumlahnya cukup tinggi. Sampai 432 anak. Adapun ibu hamil yang kekurangan energi kronis (kurus dan sangat kurus) jumlahnya 143 orang. "Anak-anak dan ibu hamil ini, terus kita awasi perkembangannya. Mereka, terus dipantau," ujarnya.