Jumat 06 Mar 2015 06:53 WIB

Berdesak-desakan Menunggu Jokowi di Bogor

Rep: C21/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Jokowi.
Foto: Antara
Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hari terasa terik terlihat menarik. “Pak Jokowi akan kemari,” ujar orang-orang di depan Wihara Dhanagun, Kota Bogor pada Kamis (5/5).

Kehadiran orang nomor satu di Indonesia tersebut memang bertepatan dengan tahun baru Imlek, yang diadakan setiap tahunnya. Perayaan agama tersebut dimulai sejak 2556 tahun silam. Begitu tua agama Konghuchu, namun tetap lestari oleh orang-orang yang mencintai.

Mencintai apa yang dia percaya, tanpa terkecuali. Memang jika hati sudah nyaman, dia akan menjaga, dan kejar apapun itu. Di sana juga terlihat para tamu Wihara dari beberapa penjuru. Seperti Tangerang, Jakarta, dan Bogor sendiri.

“Banyak banget,” ujar ibu yang membawa anak di tengah kerumunan dan terjebak dalam kesempitan.

Apa yang membuat begitu menarik? Pasti pertanyaan semua orang yang hadir. Karena kadang mereka sendiri tidak tahu untuk apa mereka datang.

Tidak pernah diundang, hanya linglung sendiri. Lalu, untuk apa mereka datang ke sini. Ternyata di sana ada Presiden Jokowi atau karena acara Cap Go Meh?

Setelah tadi terang, sekarang langit mulai mendung menjelang tengah hari. Air menetes hanya sedikit, kemudian angin membawa awan jauh ke kota seberang.

Paspampres kadang bercanda dengan temannya, terlihat dari kejauhan, bermain tembak-tembakan. Maklum, mereka adalah pengawal resmi dan professional milik seorang pejabat tertinggi. Jadi, walaupun bercanda, mereka tetap serius bekerja.

Mbak Tuti (35), seorang penjual jamu asal Solo yang biasa berdagang di sini sedang berbincang dengan temannya. “Ya, sekarang kayaknya bakal ramai, ada Pak Jokowi soalnya,” katanya sambil membuatkan jamu. Wajah seorang wanita, kelahiran Solo yang masih kental dengan logat Jawa Tengah.

Para tamu undangan kemudian berdatangan dari wilayah masing-masing, membawa Joli (tandu) penuh dengan mantra-mantra. Mereka yang bertamu antara lain, Vihara Khanti Bhumi (Citeurup), Sheng Xing Tang (Jakarta), Thay Seng Bio (Tangerang), Biaw Leng Tong (Jakarta), Lam Hay Kiong (Jonggol), Sian Djin Ku Poh (Tonjong-Bogor), Hok Tek Bio (Cieteurup), dan lain-lain.

Setelah semuanya berkumpul, mulailah mereka sembayang secara bersama-sama. “Para umat yang ingin berdoa, silakan ke lantai dua pada pukul dua belas lebih empat puluh,” suara terdengar dari pengeras suara Vihara.

Bau dupa yang sampai ke jalan, menandakan bahwa begitu banyaknya mereka bersyukur. Lalu, pukul 14.30 WIB, jalan menuju Tajur ditutup, tepat di depan Mall BTM. Berarti akan datang Pak Jokowi.

Sambil menunggu orang-orang dari berbagai arah datang dengan harapan dapat bertemu dan bersalaman, seperti kata “Blusukan” yang sering terdengar di media. “Nah, lihat nanti Presidenmu nak,” kata ibu kepada anaknya tepat di depan gerbang utama Kebun Raya Bogor.

Tak sia-sia mereka menunggu, tiba-tiba keluarlah para pemimpin, di antaranya Wali Kota Bogor Bima Arya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Jokowi akhirnya terlihat keluar dari Istana Bogor pada pukul 16.00 WIB.

Bersalamanlah mereka sebagaimana silaturahim seperti biasanya. Saling menghormati satu sama lain. Kemudian, setelah saling bertegur sapa, mereka berjalan ke arah panggung utama depan Vihara Dhanagun bersama. Pengawal yang berjumlah ratusan bersiaga satu, kalau-kalau terjadi apa-apa dengan pak nomer satu.

Tersenyum, dia melihat rakyat berkumpul. Namun, sayang terlalu cepat berlalu hal yang ditunggu-tunggu. Dari gerbang menuju panggung, menghabiskan waktu sekitar lima menit kurang. Teriakan warga terdengar keras, ketika mereka melihat Pak Jokowi.

Orang yang sering tampil di media itu tampak nyata sekarang di depan mereka semua. Namun sayang tidak terdengar apa yang dia sampaikan di sana. Yang ada hanya suara, “duh jangan dorong-dorong dong.”

Ternyata ribuan orang saling berdesak-desakan satu sama lain ketika Pak Jokowi berbicara. Jadi tidak seorangpun tampaknya bisa mendengarkan suaranya. Apalagi keringat sudah bercucuran ke pelipis. “Balik, balik,” kata beberapa warga yang kepanasan terkena terik matahari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement