Jumat 06 Mar 2015 19:53 WIB

Ini Cara Masyarakat Bali Dukung Revitalisasi Teluk Benoa

Ajakan untuk menandatangani petisi terkait Teluk Benoa, Bali
Ajakan untuk menandatangani petisi terkait Teluk Benoa, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh masyarakat dan ketua adat se-Bali, Kamis (5/3) kemarin menggelar sembahyang di lima pura demi mendukung revitalisasi Teluk Benoa. Hal itu dilakukan agar rencana revitalisasi diberi kemudahan.

"Sebanyak 120 orang perwakilan tokoh adat dari seluruh daerah di Bali, dari Temprana, Sabana, Gianyar, Karang Asem, Singaraja dan lain-lain meminta kepada Tuhan agar revitalisasi Teluk Benoa segera terealisasi," kata Ranten.

Karena, ucap Ranten, bagaimanapun hebatnya perencanaan yang dilakukan, manusia tidak bisa menentukan. Semua yang menentukan hanya Tuhan. 

Dengan bersembahyang, ia berharap, pemerintah tidak lagi menunda realisasi revitalisasi Teluk Benoa. "Segera saja laksanakan lewat PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) biar cepat selesai, masa sudah dua tahun ini belum juga dimulai," ujarnya.

Ranten mengatakan, bersama tiga juta masyarakat Bali siap mengawal dan menjamin keamanan pelaksanaan proyek revitalisasi Teluk Benoa. "Pemerintah tidak perlu khawatir dengan aksi demo masyarakat yang menolak. Demo itu sudah lewat," katanya.

Tokoh masyarakat Bali lainnya, Made Derik menambahkan, revitalisasi Teluk Benoa harus didukung. Karena manfaatnya tak hanya bagi masyarakat Bali saat ini, tapi juga generasi mendatang.

"Bukan hanya bagi kita sekarang ini manfaatnya, tapi juga anak cucu kita nanti. Secara langsung akan membuka lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja masyarakat Bali," ucapnya.

Made mengaku, anggotanya yang tersebar di semua kabupaten di Bali telah turun langsung ke lapangan. Mereka terus menyosialisasikan rencana revitalisasi tersebut.

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 51/2014 yang membolehkan revitalisasi di Teluk Benoa. Dari luas perairan Teluk Benoa yang seluas 1.400 hektare, area yang akan direklamasi seluas 700 hektare (50 persen). 

Kemudian hanya 400 hektare (28,5 persen) yang akan dikembangkan sebagai pusat-pusat wisata yang baru. Sisanya seluas 300 hektare beserta perairan Teluk Benoa akan didedikasikan untuk ruang terbuka hijau dan fasilitas sosial serta fasilitas umum (fasos fasum). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement