Ahad 08 Mar 2015 22:00 WIB

Investor Cina Serius Bangun KEK Bitung

Pemandangan pelabuhan di Bitung
Foto: SETKAB.GO.ID
Pemandangan pelabuhan di Bitung

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Investor asal Cina memperlihatkan keseriusan membangun Kawasan ekonomi khusus (KEK) Bitung, di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menyusul pertemuan antara pemerintah dengan investor tersebut rutin dilakukan akhir-akhir ini.

"Sepertinya investor Cina serius mau bantu pembangunan KEK Bitung, ditandai pertemuan dengan pemerintah daerah semakin intensif ," kata Anggota Pokja KEK Bitung, Dr Joubert Maramis, di Manado, Minggu (8/3).

Investor Cina, katanya, memiliki pengalaman cukup banyak, mereka tidak main-main karena beberapa tahun lalu pernah membangun KEK Shensen di Afrika Selatan.

Banyak sekali KEK dan kawasan industri di Indonesia yang ingin mereka bantu, dengan adanya penjajakan sangat intens mereka.

Hal itu, katanya, wajar karena alokasi dana investasi daerah di Sulut kan sangat kurang.

Sedangkan dana investasi KEK sangat besar sehingga logis kalau joint venture pembiayaan.

Rendahnya kemampuan Pemda Sulut dan kabupaten atau kota dilakukan investasi daerah langsung dalam bentuk penyertaan modal ke BUMD, kan terbatas karena struktur apbd khususnya pendapatan asli daerah yang masih sangat kecil proporsinya dibanding dana transfer.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Jenny Karouw mengatakan industri itu, katanya, akan memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Pemerintah akan membangun terlebih dahulu lahan milik pemerintah dalam KEK Bitung seluas 92 hektare.

KEK Bitung akan mulai dibangun pada 2015 dengan tahap awal, yakni infrastruktur jalan masuk kawasan yang secara keseluruhan lahannya seluas 534 hektare.

Dia mengatakan memang ada dana yang telah dialokasikan dalam APBD melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulut, namun hanya Rp 5 miliar sehingga Kemperin memberikan bantuan Rp 20 miliar untuk tahap awal pembangunan KEK Bitung.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement