Ahad 08 Mar 2015 21:01 WIB

Tidak Ada Unsur Kehilangan WNI di Turki

Rep: C64/ Red: Julkifli Marbun
Bendera Turki
Foto: worldatlas.com
Bendera Turki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkait dengan kasus hilangnya 16 orang Warga Negara Indonesia (WNI) di Turki beberapa hari yang lalu, Kementerian Luar Negeri mengatakan, tidak ada unsur kehilangan orang dalam kronologi yang diceritakan.

"Dari kronologi yang ada nampak jelas bahwa ini bukanlah kasus kehilangan, melainkan dari awal sudah berencana untuk tidak pulang ke Indonesia," ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Lalu Muhammad Iqbal kepada Republika, Ahad (8/3).

Ia menceritakan, kelompok tour dari Indonesia yang beranggota 24 orang tiba di Istanbul pada 24 Februari lalu. Sesaat kemudian, sebanyak 16 orang memisahkan diri dari group tour.

Dengan beralasan, ingin mengunjungi keluarga di Turki dan akan bertemu kembali dengan group pada 26 Februari di tempat yang telah disepakati. Namun, setelah ditunggu-tunggu,16 orang yang memisahkan diri itu tidak kembali di tempa yang disepakati.

Kemudian, lanjut ia, tour guide mencoba menghubungi ke 16 orang itu, tetapi tidak dibalas-balas. "Sekalinya dibalasa hanya mengatakan 'Teman-teman bisa pulang dengan lancar pada tanggal 4, kami baik-baik saja'."

Setelah itu, ketika tiba waktu kembali ke Indonesia, 16 orang itu tetap tidak kembali dan travel agent langsung melaporkan hal ini ke KJRI di Turki. Dan, setelah tiba di Indonesia mereka pun kembali melaporkan hilangnya ke 16 orang itu.

Iqbal menyebutkan, terdapat tiga keluarga besar dan dua orang lainnya tidak ada hubungan darah, termasuk di dalamnya satu bayi berusia satu tahun.

"Kecurigaan itu muncul, ketika ke 16 orang itu tidak mengikuti program tour dan tidak kembali, padahal mereka sudah bayar. Bahkan, sampai pada waktu kembali ke Indonesia 16 orang itu tetap tidak muncul," paparnya.

Ia mengatakan, Kemenlu belum bisa menyimpulkan bahwa ke 16 orang WNI itu bergabung dengan ISIS atau tidak. Dikarenakan, hingga saat ini kami masih melakukan koordinasi dengan pemerintah otoritas Turki.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement