Senin 09 Mar 2015 12:14 WIB

Satelit Deteksi Sembilan Titik Panas di Riau

Red: Ani Nursalikah
Titik panas. Ilustrasi
Foto: Antara
Titik panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit Terra dan Aqua mendeteksi sembilan titik panas (hotspot) yang menjadi indikasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Senin (9/3). Titik panas tetap terjadi meski dalam beberapa hari terakhir sejumlah daerah sudah diguyur hujan.

"Ada sembilan titik panas di Riau. Semuanya di bagian utara yakni di Kabupaten Bengkalis," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin melalui pesan elektronik, Senin.

Dari hasil pencitraan satelit yang terbarui pukul 05.00 WIB, Sugarin mengatakan ada enam titik yang memiliki tingkat keakuratan di atas 70 persen. Dipastikan itu adalah adalah titik api kebakaran. Satu titik api berada di Kecamatan Bukitbati dan sisanya berlokasi di Kecamatan Bengkalis.

Asap kebakaran di daerah tersebut berpotensi menuju Kota Pekanbaru karena secara umum angin berembus dari arah barat laut hingga timur laut dengan kecepatan lima-20 knots atau setara sembilan-39 kilometer perjam. Meski begitu, ia mengatakan masih ada peluang hujan di Riau.

"Peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada pagi, sore atau malam hari terjadi di wilayah Riau bagian barat, tengah dan selatan," katanya.

Berdasarkan data Satgas Siaga Darurat Kebakaran Riau, kualitas udara berdasarkan penghitungan alat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukan polusi asap masih terjadi di Kota Dumai dan daerah Duri, Kabupaten Bengkalis. Penghitungan ISPU di Kota Dumai menunjukan angka 67 dan di Duri Camp pada angka 54 yang artinya status udara dalam kondisi sedang.

Sesuai dengan klasifikasi ISPU, kondisi udara di Provinsi Riau tidak memberikan efek bagi manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, hewan, bangunan maupun nilai estetika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement