REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) akan melakukan sinergi pembinaan wirausaha atau usaha Kecil Menengah (UKM) di berbagai lembaga. Saat ini, Kementerian KUKM telah meminta data ke 23 lembaga pemerintah yang memiliki program pembinaan wirausaha atau UKM dan telah terkumpul sekitar 42 juta informasi tentang pelaku UKM di Indonesia.
Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah AAGN Puspayoga, pembinaan UKM saat ini tidak hanya berada di Kementerian KUKM tetapi tersebar di berbagai instansi. Padahal untuk mengoptimalkan pengembangan UKM perlu sinergi pembinaan agar lebih terarah dan efektif.
"UKM sebagai embrio wirausaha harus disinergikan pembinaannya dan tidak jalan sendiri-sendiri di setiap instansi,” kata Puspayoga di acara Penjurian Nasional Wirausaha Muda Mandiri di Mandiri Club Jakarta, Selasa (10/3).
Menurutnya, data yang terkumpul dari berbagai instansi akan divalidasi sehingga pemerintah memiliki data yang akurat tentang jumlah UKM di Indonesia. Dengan akurasi data diharapkan program-program pengembangan dapat lebih optimal.
Saat ini, jumlah wirausaha Indonesia sekitar 1,65 persen dari total penduduk pada kuartal kedua 2014. Jumlah tersebut dinilai masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang masing-masing mencapai 5 persen dan 7 persen. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat, Indonesia cukup jauh tertinggal. Di Jepang, komposisi wirausahanya mencapai 10 persen dan Amerika Serikat mencapai 12 persen dari total populasi.
Survei Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada 2013 tentang keinginan berwirausaha di Indonesia menunjukkan, Indonesia menempati peringkat kedua negara ASEAN yang memiliki keinginan tertinggi untuk berwirausaha setelah Filipina. Di belakang Indonesia terdapat negara Vietnam, Thailand, Singapura dan Malaysia.