Rabu 11 Mar 2015 10:21 WIB

Pakar: Indonesia Swasembada Beras Tahun Ini

Petani memenan beras ketan
Foto: antara
Petani memenan beras ketan

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Indonesia akan lebih cepat dalam mencapai swasembada pangan khususnya komoditas beras tahun ini atau lebih cepat dibanding target pemerintah pada 2017.

"Prediksi saya, pada April hingga Mei dan Juni produksi beras nasional sudah melebihi kebutuhan dalam negeri," kata pakar pertanian Soemitro Arintadisastra. kepada pers saat berkunjung ke kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Selasa (10/3).

Ia mengatakan, banyak faktor yang pada akhirnya membuat Indonesia swasembada pangan lebih cepat dibanding target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.

Salah satunya adalah pola tanam yang telah diubah oleh sebagian besar para petani di daerah-daerah penghasil beras seperti di Kabupaten Kampar dan sebagian besar daerah di Pulau Jawa.

"Mereka menanam padi pada awal tahun, tepatnya pada Januari dimana ketika itu musim hujan telah dilalui. Maka hasil panen dapat dicapai pada April dengan hasil yang berlimpah. Bahkan dapat menutupi kebutuhan pangan nasional hingga Mei dan Juni," katanya.

Ia menjelaskan, selama 50 tahun para petani di berbagai daerah di tanah air memiliki pola dan waktu penanaman padi yang salah. Musim tanam kerap dilakukan sebelum dan ketika memasuki musim hujan pada akhir tahun sehingga hasilnya justru buruk.

Karena itu tidak sedikit petani nasional yang kerap mengalami kerugian karena saat musim tanam sudah mengalami kebanjiran dan ketika panen, malah masih memasuki musim hujan sehingga padi tidak terjemur dengan maksimal.

Padi yang buruk, menurut dia juga akan menghasilkan produk beras yang buruk, dengan harga jual yang tentunya rendah, tidak sebanding dengan modal tanam hingga perawatan dan panen.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement