Rabu 11 Mar 2015 17:49 WIB

Ruang Publik Sleman Minim Tong Sampah

Rep: C97/ Red: Djibril Muhammad
Tempat sampah dari tong, salah satu prototipe desain dari sayembara yang digelar UNESCO yang dibuat di Kampung Banjarsari, Cilandak, Jakarta Selatan
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Tempat sampah dari tong, salah satu prototipe desain dari sayembara yang digelar UNESCO yang dibuat di Kampung Banjarsari, Cilandak, Jakarta Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ruang Publik di Kabupaten Sleman kekurangan tong sampah. Adapun ruang terbuka yang dimaksud adalah Lapangan Denggung, taman, dan jalan-jalan kabupaten seperti jalan Afandi dan Jalan Kaliurang.

Warga Cibuan Kecamatan Mlati, Wiyani (45) pun mengumpulkan sampahnya sendiri saat berjualan di Lapangan Denggung. Sampah tersebut disimpan di bawah meja tempat ia menjajakan barang jualannya. Kemudian di buang ke tong sampah yang hanya ada di sudut selatan lapangan.

Saimun (42), yang merupakan penjual mie ayam di tempat yang sama, mengatakan hal serupa. "Iya ini dikumpulkan. Nanti kita buang di tong sampah. Bisa yang di dekat sini atau di dekat pasar," tuturnya.

Selama ia berjualan, kondisi tong sampah di tempat berkumpul tersebut memang seperti itu. Saimun mengatakan, dirinya sudah berjualan sejak 2009.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Badan Lingkunga Hidup, Kabupaten Sleman, Indra Darmawan mengakui hal tersebut. "Iya memang di Lapangan Denggung masih kurang. Rencana akan kita tambah lagi," tutur Indra.

Menurutnya pengadaan tong sampah terkendala oleh sikap tidak bertanggungjawab dari oknum-oknum tertentu. Sekarang, di Denggung sendiri hanya ada tiga tong sampah di sebelah selatan dan di dekat pasar, sebelah utara. Itu pun berada di sudut lapangan yang tidak strategis.

Banyak kotak sampah kecil yang sudah tersedia hilang. Bahkan dalam waktu sangat cepat. "Satu minggu juga sudah hilang," kata Indra.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement