REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Anak-anak SDN 1 Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak yang menjadi korban jembatan gantung roboh mengalami trauma karena mereka terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter ke dalam sungai.
"Beruntung, kecelakaan ini tidak menimbulkan korban jiwa dan hanya mengalami luka ringan," kata Petugas Puskesmas Cimarga Kabupaten Lebak Rohmawati, Rabu (11/3).
Rohmawati mengatakan dirinya mendatangi warga korban jembatan gantung untuk melakukan pemeriksaan kesehatan juga pegobatan. Sebagian besar mereka para korban itu mengalami luka ringan, seperti memar dan lecet.
Sedangkan, Sudri dan Umi terlihat luka berat pada bagian tulang belakang dan gigi rontok akibat terbentur bebatuan. Kedua warga yang luka berat dirujuk ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung,namun kini kondisi kesehatanya membaik.
Para korban jembatan itu mengalami luka akibat kakinya terlilit kawat sling, terbentur bebatuan, tertimpa kayu. Namun, mereka para korban yang kebanyakan anak-anak SD mengalami trauma atas kecelakaan itu.
Karena itu, pihaknya berharap anak-anak korban jembatan tersebut mendapat pendampingan agar kondisi kejiawaanya kembali normal. "Kami yakin anak itu terjatuh dengan ketinggian 15 meter ke Sungai Ciberang bisa menimbulkan ketakutan," katanya.
Sudri, salah seorang korban mengaku bahwa dirinya tidak menyangka melintasi jembatan penghubung antardesa itu roboh dan tercebur ke dalam sungai yang deras itu. Meskipun sungai itu deras, tetapi kondisi sungai tidak begitu dalam.
"Kami beberapa hari kedepan tidak mau melintasi jembatan karena khawatir roboh lagi," kata Sudri yang mengalami luka serius pada bagian wajah akibat terbentur bebatuan.
Begitu juga korban lainya, Ridwan mengatakan bahwa dirinya bersama teman-teman sekolah saat berada di pertengahan jembatan dengan tiba-tiba roboh hingga terjatuh ke sungai. Namun, dirinya hanya mengalami luka ringan karena badanya terlilit kawat sling saja dan tidak tercebur ke sungai.
Ikuti Whatsapp Channel Republika