Kamis 12 Mar 2015 16:17 WIB

Kemenlu Dalami Identitas 16 WNI yang Ditahan di Turki

Kepala kantor Imigrasi kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) beserta Darori kepala Kasi dan penindakan dan Keimigrasian (kiri),menunjukkan foto kopi Paspor WNI yang hilang di Turki di kantor imigrasi kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (9/2).
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Kepala kantor Imigrasi kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) beserta Darori kepala Kasi dan penindakan dan Keimigrasian (kiri),menunjukkan foto kopi Paspor WNI yang hilang di Turki di kantor imigrasi kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Luar Negeri RI masih mendalami identitas 16 orang yang ditahan otoritas Turki dan menunggu informasi lebih lanjut, baik dari Kedutaan Besar RI maupun pemerintah Turki.

"Semua sedang didalami. Kita masih terus komunikasi, koordinasi pertemuan dengan Turki mengenai masalah 16 orang diduga WNI yang baru saja di tangan otoritas Turki," kata

Menlu Retno P Marsudi kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Kamis. Menlu menegaskan komunikasi, koordinasi dan pendalaman masih terus dilakukan dengan otoritas Turki.

Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sudah mendapat laporan mengenai perkembangan tersebut.

Ia memaparkan saat ada penangkapan yang dilakukan oleh otoritas Turki, kemudian disampaikan kepada perwakilan RI di negara tersebut.

"Jadi koordinasi pemerintah kita dengan intensif dengan pemerintah Turki. Jadi saya sampaikan sebelum berangkat ke sini pun saya masih koordinasi dengan kedutaan besar kita di Ankara mengenai apakah sudah ada kemajuan informasi yang diberikan otoritas Turki," paparnya.

Retno mengatakan saat dihubungi, Duta Besar RI untuk Turki akan menuju Kementerian Luar Negeri Turki untuk melakukan koordinasi lebih lanjut."Jadi kita sekarang sedang menunggu informasi berikutnya," ujar Menlu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement