REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komisi IX Fraksi Golkar Saniatul Lativa menjelaskan wacana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengimpor jasa mandor asing untuk mengerjakan proyek pemerintah di atas Rp 100 milyar sebagai langkah yang tidak manusiawi. Menurutnya, lebih baik memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dalam bidang tersebut terlebih dulu sebelum merealisasikan wacana tersebut.
"Banyak tenaga konstruksi kita, seperti arsitek dan konstruktor baja, yang dipakai asing. Ini menunjukan kalau SDM kita dalam bidang konstruksi memiliki potensi," ujar Lativa pada Republika, Kamis (12/3). Hal ini aneh, lanjut dia, ketika SDM kita memiliki potensi, tetapi justru pihak asing yang menggunakannya.
Lativa juga menjelaskan masih banyak pekerja kita yang masih belum bisa bersaing dengan asing. Wacana ini tentu mengancam kehidupan pekerja-pekerja konstruksi kita, katanya. "Jadi, berdayakan dulu tenaga kerja kita sendiri," ungkapnya.
Selain itu, harus ada regulasi yang tetap melindungi tenaga kerja Indonesia dari pihak asing. Hal itu, kata Lativa, bisa diwujudkan dengan mewajibkan tenaga kerja asing agar fasih berbahasa Indonesia jika ingin bekerja di sini.