REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, Haryadi mengatakan perseteruan antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (ARB) akan merugikan partai golkar. Menurutnya, untuk jangka pendek golkar dikhawatirkan tidak dapat mengikuti Pilkada.
Ia menjelaskan, salah satu aturan untuk mengikuti pilkada yakni mendapatkan rekomendasi ketua dan Sekjen di level pemilihan. Selain itu, peserta juga harus mendapatkan surat dari pimpinan partai level pusat. itu artinya, perseteruan ini akan mempersulit golkar pada saat mengikuti pilkada karena terdapat peseteruan di level daerah dan pusat.
"Pimpinan yang diakui KPU level pusat kubu Agung. Sedangkan level daerah sebagian besar Ketua dan Sekjen kubu ARB. Ada kerpotan maka tidak bisa ikut pilkada. Setidaknya ada 204 pilkada yang golkar bisa dirugikan," ujar Haryadi kepada Republika, Senin (16/3).
Ia melanjutkan, jika elit golkar tidak mampu menemukan mekanisme partai untuk menyelesaikan masalah ini secara damai maka kemungkinan lain yang akan terjadi yakni masing-masing kubu akan saling memecat antara satu sama lain. Jika ini terjadi maka akan menyebabkan kekuatan golkar menjadi berkurang
Ia menambahkan, siapapun yang akan memenangkan perseteruan ini akan memimpin partai golkar yang lebih kerdil dari yang ada sekarang.
"Pertarungan hidup mati akan berdampak pada derajat pengkerdilan. Kalau pertarungan itu hidup mati, siapapun yang menang ia akan memimpin partai golkar yang lebih kerdil dari yang ada sekarang.