REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengelar seminar dengan agenda menetapkan nama-nama tokoh Wayang Thengul yang merupakan kesenian khas tradisional di daerah setempat dengan melibatkan para dalang.
"Sudah ada sekitar 50 tokoh Wayang Thengul yang sudah ditetapkan namanya dalam seminar yang diikuti sembilan dalang Wayang Thengul hari ini," kata Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid di Bojonegoro, Selasa (17/3).
Namun, menurut dia, masih ada 50 tokoh Wayang Thengul lainnya yang namanya masih harus ditetapkan dalam seminar Rabu (18/3). "Penetapan nama tokoh-tokoh Wayang Thengul berdasarkan kesepakatan para dalang," ucapnya, menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan latar belakang dilakukannya penetapan nama tokoh Wayang Thengul, karena selama ini masih terjadi perbedaan para dalang dalam memberi nama tokoh Wayang Thengul. Ia memberikan gambaran seorang dalang Wayang Thengul di daerahnya dalam pergelaran bisa memanfaatkan wayang A untuk tokoh Imam Suwongso.
Tapi, lanjut dia, dalang lainnya bisa memanfaatkan wayang B untuk memerankan tokoh Imam Suwongso.
"Para dalang sering berbeda dalam memberi nama, sebab jumlah Wayang Thengul yang dimiliki tidak lengkap. Rata-rata para dalang hanya memiliki sekitar 50 wayang, padahal kalau lengkap ada sekitar 100 wayang," paparnya.
Yang jelas, katanya, adanya penetapan tokoh-tokoh Wayang Thengul di daerahnya, bermanfaat untuk memberikan kepastian tokoh Wayang Thengul kepada masyarakat, terutama para pelajar yang mempelajari kesenian Wayang Thengul.
Ia juga mengatakan dalang Wayang Thengul di daerahnya jumlahnya terus bertambah, tapi yang mendaftar untuk mengambil kartu induk di Disbudpar hanya 10 dalang Wayang Thengul.
Ia menambahkan pergelaran Wayang Thengul di daerahnya, biasanya menampilkan kisah masuknya Islam ke Tanah Jawa, kisah Panji dalam Kerajaan Jenggala, Kerajaan Majapahit dan kisah "Betoro Kolo", yang biasa dipentaskan untuk "ruwatan".
"Minat masyarakat Bojonegoro untuk menanggap Wayang Thengul cukup tinggi, sebab bahasa pergelaran Wayang Thengul merakyat," tuturnya.