REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kota Cimahi, Jawa Barat, menyatakan warga Cimahi kurang berminat menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Warga Cimahi lebih dominan memilih jalan hidup sebagai pekerja swasta dan wirausaha.
"TKI bukanlah primadona warga Cimahi," kata Kepala Disnakertransos Kota Cimahi, Beni Bachtiar, Rabu (18/3).
Ia menjelaskan, kurangnya minat itu terbukti setiap tahunnya Pemerintah Kota Cimahi hanya dapat memberangkatkan dua sampai tiga oang menjadi TKI atau Tenaga Kerja Wanita (TKW) secara legal. Seperti tahun 2015, kata dia, pihaknya hanya merekomendasikan memberangkatkan dua orang, jumlah yang cukup jauh dibandingkan dengan minat jadi TKI dari daerah lain.
"Rata-rata setiap tahunnya hanya dua atau tiga," katanya.
Ia mengungkapkan, warga Cimahi yang siap jadi TKI itu diberangkatkan ke daerah Timur Tengah, dan sejumlah negara Asia. Setiap TKI itu, kata dia, telah melewati proses secara ketat, hingga pengurusan dokumen dan kontrak kerja dengan penyalurnya.
"Sebelum diberangkatkan, kita buat perjanjian, jadi kalau nanti ada apa-apa penyalurnya yang bertanggungjawab," katanya.