Kamis 19 Mar 2015 09:25 WIB

'Ogoh-Ogoh tak Wajib di Perayaan Nyepi'

Pawai Ogoh-ogoh
Foto: antara
Pawai Ogoh-ogoh

REPUBLIKA.CO.ID, MANGUPURA -- Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Bali, Ida Bagus Anom Basma mengatakan, ogoh-ogoh (boneka raksasa besar) tidak wajib dalam perayaan Hari Raya Nyepi. Bukan sebagai syarat utama dalam perayaan Nyepi, Ogoh-Ogoh menurutnya hanyalah wujud kreativitas umat.

"Ogoh-ogoh itu kreativitas generasi muda dalam menyambut Nyepi, bukan syarat utama dalam menyambut Nyepi," kata Ida Bagus Anom Basma, Rabu (18/3).

Menurut dia, makna ogoh-ogoh itu adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian bhuta kala. "Ogoh-ogoh tersebut diarak berkeliling desa atau banjar dan diiringi baleganjur (musik adat Bali) atau pentungan yang menimbulkan suara keras," katanya.

Makna utamanya, kata dia, adalah untuk mengusir bhuta kala atau roh-roh jahat di lingkungan. Menurutnya, sebenarnya ritual yang wajib adalah menggunakan pentungan atau memuluk segala bentuk yang menimbulkan bunyi keras.

Sedangkan ogoh-ogoh, sambungnya, hanya kreativitas generasi muda yang terus mengalami kemajuan dan perkembangan yang semakin pesat.

Dengan demikian, pihaknya sangat mengapresiasi kreativitas generasi muda yang sangat positif tersebut.

Namun, pihaknya mengingatkan agar dalam melakukan arak-arakan ogoh-ogoh pelakunya tidak meminum-minuman keras atau alkohol agar tidak mabuk saat melakukan arak-arakan.

Dalam kesempatan itu, pihaknya yakin di kabupaten terkaya di Pulau Dewata itu rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1937 akan berjalan dengan aman dan lancar.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement