REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat sepakbola nasional, Budiarto Shambazy, mengatakan enam klub yang belum menuntaskan persyaratan verifikasi BOPI tetap bisa bermain di ISL 2015. Dari hasil verifikasi BOPI enam klub tersebut masih jauh dari harapan kesempurnaan persyaratan. Apalagi BOPI hanya memberikan waktu hingga akhir pekan untuk kelengkapan syarat.
Bagi Shambazy, BOPI bisa memberikan sanksi kepada enam klub tesebut agar bisa bertarung dengan 12 klub lainnya di ISL. Paling tidak, menurut Budiarto, sanksi bisa diberikan berupa denda dengan jumlah besar. Dengan pemberian denda dalam jumlah besar, diyakininya, akan menimbulkan efek jera bagi klub yang bermasalah.
“Tak penuhi syarat, denda saja,” ujar Budiarto Shambazy kepada ROL, Jumat (20/3)
Menurut Budiarto , klub di Liga Indonesia tidak bisa diberikan sanksi ringan berupa pengurangan poin. Sebab permasalah klub di Liga Indonesia sangat parah. Mulai dari NPWP yang belum ada. Kontrak pemain dan pelatih yang tak jelas. Bahkan legalitas yang masih dipertanyakan.
Sepenuhnya Budiarto mendukung langkah BOPI. Namun, BOPI tidak bisa menggugurkan enam klub yang belum lengkapi syarat. Dalam persepakbolaan Indonesia, kehilangan enam klub dalam kompetisi sangat berdampak. Bukannya hanya tidak bisa bertemu tandang dan kandang. Perkembangan pemain terhambat dan harapan pendukung klub tersebut akan memudar.
Menagrah pada sisi lainnya. Kata Budiarto yang terparah saat kehilangan enam klub dalam ISL adalah Liga Indonesia kurang pendpatan