REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Seratusan warga Yahukimo di sejumlah lokasi pengungsian membutuhkan bantuan pangan. Sudah dua hari mereka tidak bisa keluar mencari bahan makanan pascainsiden kekerasan di daerah itu.
Kapolres Yahukimo AKBP Ade Djadja Subagja, membenarkan hal itu ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Sabtu (21/3). "Sebenarnya warga yang mengungsi kebanyakan di Mapolres Yahukimo, selain di gereja dan masjid," kata AKBP Ade.
Menurut dia, warga yang mengungsi itu kebanyakan kaum perempuan dan anak-anak yang membutuhkan bantuan makanan ringan. "Mereka ini ketakutan karena diteror dan diancam oleh pasukan Kelompok Nasional Papua Barat (KNPB). Dan mereka sudah kami amankan dan sudah kami evakuasi," katanya.
Informasi yang dihimpun Antara dari berbagai sumber, dua hari terakhir pascakekerasan yang dilakukan oleh kelompok KNPB di Dekai, Yahukimo, ratusan warga di daerah itu memilih mengungsi ke Mapolres Yahukimo dan tempat-tempat ibadah seperti gereja dan masjid.
Anthon, salah seorang warga Dekai, Yahukimo mengaku ketakutan karena diancam oleh kelompok KNPB. "Kami memilih mengamankan diri dari pada terkena masalah. Harapannya saat ini, kami membutuhkan sembako dan alat tidur," katanya lewat telepon seluler.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Kamis (19/3), aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh masyarakat yang menamakan diri kelompok KNPB di Yahukimo dibubarkan paksa oleh aparat Brimob dan personil polisi dari Mapolres Yahukimo karena tidak berizin dan meresahkan masyarakat setempat.
Aksi pembubaran itu diwarnai dengan insiden pemukulan terhadap Kasat Intel Polres Yahukimo dan senjata api revolver jenis taurus dikabarkan hilang dirampas massa KNPB yang mengamuk dan melakukan perlawanan dengan melempar batu dan benda lainnya kearah aparat keamanan.
Pada peristiwa itu juga, di sejumlah tempat berbeda di Dekai, Yahukimo, empat warga sipil lainnya juga dilaporkan diserang oleh simpatisan KNPB, baik di Bandara Dekai dan di pusat ibu kota Yahukimo.
Aktivitas perekonomian di Yahukimo juga dikabarkan sempat lumpuh beberapa waktu karena warga memilih menutup rumah dan berdiam diri dari pada terkena imbas dari aksi kelompok KNPB.