REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPM-PT) Nusa Tenggara Barat menargetkan investasi yang masuk pada tahun 2015 mencapai Rp 7,6 triliun. Sementara, pada tahun 2014, investasi yang masuk di NTB mencapai Rp 6,2 triliun.
“Target investasi untuk di NTB pada 2015 sebesar Rp 7, 5 triliun diharapkan dapat dicapai. Untuk 2014, inevstasi kita mencapai 6,2 triliun,” ujar kepala BKPM-PT, Ridwan Syah kepada wartawan di Kota Mataram, Ahad (22/03).
Menurutnya, selama tahun 2014, investasi yang banyak masuk ke NTB lebih banyak di sektor pertambangan dan pariwisata. Dimana, investor yang menanamkan modalnya rata-rata berasal dari Australia dan Amerika Serikat.
Sementara itu, ia menuturkan, total penanaman modal asing (PMA) di NTB pada tahun 2014 lebih dominan mencapai Rp 4,8 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PDMN) mencapai Rp 1,4 triliun. Namun, dirinya menyanggah jika penanaman modal hanya diprioritaskan untuk investor asing.
“Kita membuka seluas-luasnya dari investor manapun,” ungkapnya.
Ridwan mengklaim dengan jumlah PMA yang besar menunjukan potensi yang dimiliki NTB menarik investor asing. Selain itu, potensi tersebut memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dibandingkan dengan daerah lain. “Misal pariwisata kita punya potensi yang diminati justru oleh asing dan pertambangan seperti Newmont,” katanya.
Ia menuturkan, untuk meningkatkan investasi di NTB, pihaknya memberikan kemudahan-kemudahan bagi investor yang akan menanamkan modalnya. Seperti, beberapa persyaratan yang tidak perlu dipangkas, konsultasi investasi dan tidak berbayar terkecuali izin yang memiliki perda retribusi.