REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komandan Brigade Infanteri-1 Marinir Kolonel Marinir Y. Rudy Sulistyanto telah melepas keberangkatan Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Pulau Terluar XVII di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya.
Dinas Penerangan Korps Marinir dalam keterangan yang diterima Antara di Surabaya, Minggu menjelaskan kegiatan yang dihadiri Wakil Komandan Brigif-1 Mar Letkol Mar Amir Kasman dan seluruh perwira di jajaran Brigif-1 Mar itu berlangsung pada Sabtu (21/3).
Kepada seluruh prajurit yang tergabung dalam Satgasmar Pulau Terluar (Puter) XVII, orang nomor satu di Brigif-1 Mar itu menyampaikan tugas yang akan dilaksanakan merupakan amanah dari seluruh rakyat indonesia, yaitu untuk menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI.
Oleh karena itu, Komandan Brigif juga mengharapkan agar seluruh prajurit mampu mengendalikan diri, sehingga dapat melaksanakan penugasan dengan baik, serta melakukan rotasi penempatan personel, agar dapat menghilangkan rasa bosan, karena pulau yang akan ditempati merupakan pulau yang sebagian besar tidak berpenghuni.
Dalam arahannya, Komandan Brigif-1 Mar menekankan perlunya seluruh prajurit Satgasmar Puter XVII melandasi dan membentengi diri dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan warga masyarakat sekitar beserta aparat terkait (instansi TNI dan instansi pemerintah), meningkatkan kepekaan dan tanggap terhadap aspirasi yang berkembang di wilayah masing-masing, kemudian menjaga keamanan personel maupun material.
"Yang tidak kalah pentingnya yaitu tidak melakukan tindakan serta perbuatan yang dapat merugikan masyarakat dan selalu menjaga nama baik Korps Marinir," katanya, didampingi Kapten Marinir Wachit Hasim selaku Komandan Satgasmar Puter XVII.
Sementara itu, Kapten Marinir Wachit Hasim menambahkan keberangkatan ke daerah penugasan dengan menggunakan KRI Teluk Hading yang dikomandani Mayor Laut (P) Ririk Permadi Sobana.
"Di daerah penugasan, Satgas Puter XVII akan menggantikan Satgas Puter XVI yang menempati beberapa pulau terdepan di wilayah Indonesia Timur, antara lain Pulau Dana Rote, Pulau Batek, Pulau Fanildo dan Pulau Brass," ujarnya.
Dalam waktu yang sama (21/3), Satgas Gultor Denjaka yang tergabung dalam "Satgas Gurita" berhasil melumpuhkan teroris yang menyandera beberapa pejabat Pemerintah dan Pertamina yang berada di Pertamina Plaju Palembang dalam sebuah skenario latihan.
Setelah Tim Aju Satgas Gultor TNI melaksanakan infiltrasi ke daerah sasaran untuk mengadakan penyelidikan dan pengamatan tentang situasi terakhir sasaran, maka Satgas Gurita mengadakan serbuan kilat dari udara dan sungai hingga teroris berhasil dilumpuhkan.
Latihan kasus bersandi "Satgas Gurita" di Pertamina Plaju Palembang itu menggunakan metode geladi lapangan dan sifat satu pihak dikendalikan dengan pengembangan latihan pada teknik dan taktik pembebasan sandera, infiltrasi darat, laut dan udara, pertempuran jarak dekat, perebutan cepat, dan taktik prosedur evakuasi.
"Latihan Kasus Denjaka adalah latihan yang diselenggarakan untuk memelihara keterampilan, kemampuan dan profesionalisme serta kesiapsiagaan operasional prajurit Denjaka dalam melaksanakan tugas mengatasi terorisme yang beraspek laut," kata KSAL Laksamana TNI Ade Supandi.
Latkasus Denjaka itu dipimpin langsung oleh Komandan Denjaka Kolonel Marinir Nur Alamsyah dengan pelaku latihan terdiri dari beberapa tim, yaitu Pokko, Combat Free Fall (CFF), Rubber Duck Operation (RDO), Advance, Fastrope dan tim Sea Rider.