REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai faktor ekonomi dan politik menjadi penyebab munculnya ideologi kelompok radikal ISIS. Dalam pidatonya di acara 'International Conference on Terrorism and ISIS', kelompok radikal ini muncul karena adanya perebutan sumber ekonomi serta gejolak politik yang mengakibatkan negara melemah.
"Kenapa ekonomi? Ada sumber ekonomi yang diperebutkan banyak negara. Tidak ada organisasi teroris yang sekaya ISIS. Mereka punya kemampuan membeli banyak hal. Dari berbagai data, mereka punya 2 milliar Dolar Amerika dari minyak dan merampok," kata JK di JIEXPO Kemayoran, Senin (23/3).
Untuk mencegah masuk dan berkembangnya paham ISIS, lanjut Kalla, pemerintah harus bersatu memperbaiki keadaan bangsa. Sebab, bangsa yang lemah dapat dengan mudah dimasuki oleh ideologi ISIS.
"Kita harus bersatu memperbaiki bangsa dan negara sehingga tidak mudah dimasuki ISIS," tambahnya. Ideologi radikal itu pun hanya dapat dilawan dengan ideologi yang benar.
Wapres pun mencontohkan gerakan-gerakan yang terjadi di Timur Tengah yang kemudian memicu krisis ekonomi dan menyebabkan gerakan ISIS meluas. "Suatu gerakan yang besar dapat tumbuh karena memperebutkan sumber ekonomi. Pada akhirnya itulah yang terjadi," katanya.
Di Indonesia sendiri merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya adalah Islam moderat dibanding negara-negara lain. Sehingga, stabilitas negara pun dapat tercipta.