REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Angel Gurria sangat mendukung kebijakan pemerintah Indonesia mengalihkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur. Masih buruknya infrastruktur Indonesia sangat menghambat distribusi logistik sehingga dapat mengganggu pertumbuhan.
Berdasarkan survei OECD, Indonesia menjadi negara terburuk dalam hal kinerja logistik dari 11 negara yang disurvei. Indonesia mendapatkan skor 2,5 dalam hal indeks kinerja logistik. Skor 1 menunjukkan kinerja paling rendah sementara skor lima tertinggi.
Singapura menjadi negara yang memiliki peringkat tertinggi dalam hal kinerja logistik dengan skor 4,25. Kemudian diikuti Afrika Selatan, Malaysia, Cile, Thailand, Brasil, Meksiko, India, Filipina, Vietnam.
"Semoga pemerintah Indonesia dapat konsisten melanjutkan reformasi kebijakan yang saat ini sudah dilakukan dengan mengalihkan subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur," kata Guirra dalam acara dalam acara Launch of the 2015 Indonesia Economic Survei di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (25/3).
Kalau berdasarkan survei Bank Dunia, Indonesia menempati peringkat ke-53 dari 160 negara dalam hal indeks kinerja logistik jauh di bawah beberapa negara berpendapatan menengah lainnya di kawasan Asia Tenggara.
"Harus diakui Indonesia memiliki kinerja yang paling buruk dalam beberapa sektor logistik, seperti layanan angkutan barang jalan raya dan layanan distribusi," demikian salah satu isi survei OECD.