REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia mencegah pemuda ketiga, yang berniat terbang untuk berjuang di Timur Tengah, kata menteri, Rabu (25/3), seperti negara Barat, yang juga berusaha mencegah warga mudanya bergabung ke kelompok keras ISIS.
Pemuda berumur 17 itu diturunkan dari pesawat di bandar udara Sydney pada 12 Maret setelah diperiksa petugas kontra-terorisme, kata Menteri Imigrasi Peter Dutton kepada wartawan. Dia dipulangkan ke rumah keluarganya sementara pemeriksaan terus dilanjutkan.
Dua orang pemuda lain berusia 16 dan 17 tahun memegang tiket pesawat untuk suatu negara di Timur Tengah yang tidak diungkapkan, juga berhasil dicegah meninggalkan Australia pada 6 Maret.
Perkara itu hampir bersamaan dengan kejadian tiga gadis muda Inggris yang meninggalkan rumah mereka di London untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam (IS) di Suriah pada Februari, yang memicu tudingan bahwa pemerintah gagal memperingatkan keluarga-keluarga mengenai risiko putra-putri mereka diubah menjadi radikal.
Sekitar 200 orang telah dicegah meninggalkan Australia untuk menjadi pejuang asing bersama kelompok teroris, kata pihak berwenang. "Hal terpenting dari semua ini adalah tumbuhnya ancaman yang besar di bandara dan perbatasan kita," kata Dutton.
Perdana Menteri Tony Abbott menegaska bahwa semua cara akan dilakukan guna mencegah orang-orang bergabung dalam kelompok seperti IS di Irak dan Suriah. "Kami akan melakukan segala cara untuk menghentikan bila Anda mencobanya," kata Abbott dalam jumpa pers yang sama.
"Adalah sangat genting bahwa rakyat Australia menghargai sekte kematian (IS) yang menjangkau kelompok anak muda rentan," katanya. "Sekte kematian itu menjangkau keluar, mencari cara tepat untuk mencuci otak orang-orang secara maya," katanya.
Menurut pemerintah, sekitar 100 orang Australia telah berjuang bersama IS dan kelompok jihad lainnya di Suriah dan Irak, sedangkan 150 orang lainnya mendukung dari rumah.
Australia pada 3 Maret mengumumkan pengiriman 300 pasukan ke Irak untuk bergabung dalam misi bersama Selaindia Baru guna melatih pasukan setempat untuk berjuang merebut kembali wilayah mereka yang dikuasai IS.
Sekitar 170 anggota pasukan khusus Australia sudah berada di Irak membantu melatih pasukan pemerintah.
Canberra meningkatkan langkah-langkah keamanan karena khawatir terhadap ancaman yang tumbuh di dalam negeri oleh mereka yang terinspirasi kelompok fanatik IS, termasuk mencabut kembali kewarganegaraan ganda warga yang terkait terorisme.