Kamis 26 Mar 2015 15:50 WIB

Ahok Sudah Kantongi 'Kunci' Antisipasi Kekurangan APBD

Rep: C17/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah DKI akan menggunakan APBD 2014 untuk menjalankan program pembangunan 2015. Padahal ada selisih anggaran dalam APBD di tahun tersebut.

Akan tetapi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah mengantongi 'Kunci' kekurangan APBD tersebut. Ahok mengatakan, untuk mengantisipasi kekurangan anggaran, dirinya akan memotong sejumlah anggaran berlebih.

Seperti anggaran pemeliharaan, pengadaan alat tulis kantor (ATK) dan anggaran dinas ke luar negeri. "Kami akan potong anggaran tak proritas. Ada beberapa mata anggaran yang  bisa dipotong. Kami sudah pangkas Rp1,2 triliun untuk dialihkan ke progam prioritas, itu pun masih kelebihan duit" kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (26/3).

Proyek slot anggaran tersebut itu nantinya akan disuntikan kepada bank DKI dan PU. Ahok menambahkan, ada beberapa pos yang sengaja dianggarkan berlebihan. Strategi itu dilakukan untuk mengantisipasi bila keputusan pergub diambil pihak dewan.

"Justru dengan menggunakan Pergub kita untung, ada duit berlebih dari anggaran siluman itu. Bisa digunakan untuk proyek anggaran 2015," ujarnya.

Suami Veronica Tan itu menegaskan, penggunaan pergub tidak akan menganggu proyek pembangunan yang sedang berjalan di DKI. Karena anggaran siluman itu akan dipindahkan ke slot anggaran proyek yang sedang berjalan.

"Ini nambah duit, karena di SKPD itu juga ada oknum main nyolong aja. Contohnya rehab-rehab gedung, mereka bisa main dengan konsultan," sambung mantan Bupati Belitung Timur ini.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Reydonnizar Moenek mengungkapkan selisih pagu anggaran 2014 dan 2015 mencapai Rp 4 triliun. Angka diperoleh dari pagu belanja APBD 2014 sebesar Rp 63,6 triliun yang naik menjadi Rp 67,4 triliun di rencana tahun anggaran 2015.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement