REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan gerakan kelompok radikalisme Islam, yang berupaya membentuk Negara Islam Irak dan Suriah, sama dengan virus penyakit yang menggerogoti negara lemah.
"Yang terjadi selama ini, ISIS itu, gabungan dari masalah politik dan ekonomi, banyak negara hancur karena lemahnya dua hal itu. Ajaran-ajaran yang keliru semacam itu sama dengan virus penyakit," kata Wapres dalam acara Musabaqah Hafalan al Quran dan Hadist Tingkat Nasional ke-7 dan ASEAN dan Pasifik ke-6 di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (26/3).
Kalla menjelaskan virus penyakit dengan mudah masuk ke dalam tubuh yang mengalami kelemahan fisik. Ibarat tubuh itu adalah sebuah negara, maka virus ajaran radikalisme begitu gampang masuk di masyarakat yang mengalami kesulitan dan ketidakadilan khususnya di bidang ekonomi dan politik.
"Banyak negara hancur karena ketidakadilan, baik di bidang politik dan juga ekonomi. Itulah sumber masalah yang terjadi selama ini di banyak negara," kata Kalla.
Selain itu, negara yang lemah dari dua hal tersebut juga akan mudah dimasuki oleh penyebaran ajaran agama garis keras. "Ajaran-ajaran keras dapat tersebar di negara-negara yang dilemahkan oleh kekuatan dari luar, bahkan dari dalam negara itu sendiri," jelasnya.
Oleh karena itu di hadapan pemimpin-pemimpin negara kawasan ASEAN dan Pasifik yang mayoritas berpenduduk muslim, Wapres mengimbau agar saling memperkuat ajaran agama Islam yang baik dan benar kepada masyarakat. Islam yang baik adalah mengajarkan hidup penuh kedamaian dengan setiap saat mengucapkan salam "Assalamualaikum".
"Selain itu, ajaran keras itu hanya dapat dihindari dengan menjaga masing-masing negara tetap stabil dan kuat secara politik dan keamanan, serta dengan segenap keadilan ekonomi," ujarnya.