Kamis 26 Mar 2015 19:46 WIB

Matic yang tak Tergantikan

Rep: mg01/ Red: Fernan Rahadi
Nemanja Matic
Foto: soccerlens.com
Nemanja Matic

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chelsea kini berdiri kokoh dengan berada di peringkat satu klasemen Liga Primer 2014/2015.  Kesuksesan The Blues tak bisa dilepaskan dari peran Nemanja Matic, seorang pemain yang berperan menjembatani lini pertahanan menuju lini serang.

Pemain berkebangsaan Serbia itu kerap menjadi orang pertama yang mematahkan serangan lawan. Ia juga tak jarang menjadi titik awal the Blues dalam merangkai serangan, sebelum akhirnya diselesaikan oleh Diego Costa.

Direkrut dari Benfica pada Januari 2014, Matic langsung mendapatkan tempat di posisi inti Chelsea. Pada musim ini, pemain bernomor punggung 21 itu kembali menjadi pilihan utama tim besutan Jose Mourinho di Liga Primer. Pemain berusia 26 tahun ini tergolong sebagai gelandang bertahan modern.

 

Selain berani duel dan melakukan tekel, Matic juga lihai dalam dribel dan memberikan umpan akurat. Mengenai gaya bermainnya, Ia menilai Mourinho punya andil yang besar terhadap gayanya bermain.

"Jose sangat membantuku. Ia memberiku kepercayaan diri untuk menampilkan gaya permainanku. Setiap  sebelum pertandingan, ia memberiku pesan yang jelas soal apa yang aku harus lakukan,"kata matic kepada Sky Sports.

 

Kegemaran pemain berpostur tinggi 194 sentimeter dan berat 82 kilogram ini gemar melakukan tekel dan tendangan jarak jauh.  Berkat permainan yang konsisten dimusim ini, fans Chelsea pun membandingkannya dengan Claude Makalele, gelandang the Blues era 2003-2008.

Kendati demikian, seperti yang dituliskan Daily Mail, Matic tetap merendah. “Saya senang berbicara tentang Makalele. Itu berarti saya harus melakukan sesuatu dengan benar. Makalele adalah legenda. Salah satu pemain terbaik dalam sejarah Chelsea. Saya tahu apa yang bisa dilakukan. Saya bekerja keras dan orang-orang membandingkan kita,” ujarnya.

Kendati tengah membawa klubnya di puncak klasemen, Matic mengaku masih trauma dengan apa yang terjadi pada mantan timnya. Ketika berseragam Benfica 2012/2013, dalam rentan waktu dua minggu kehilangan tiga gelar sekaligus. Gelar Liga dan Piala Portugal mesti rela disabet Porto, ditambah kalah oleh Chelsea di final Liga Europa saat itu. Ia pun tak mau hal tersebut terulang pada Chelsea.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement