Sabtu 28 Mar 2015 02:48 WIB
WNI Gabung ISIS

Pemerintah Belum Maksimal Blokir Situs ISIS

Rep: C82/ Red: Agung Sasongko
 Aksi protes menentang ISIS (ilustrasi)
Foto: EPA/Marco De Swart
Aksi protes menentang ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat intelejen dan teroris Margidu Wowiek Prasantyo mengatakan, pemerintah harus segera memblokir situs-situs yang memuat informasi mengenai kelompok radikal, seperti kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Margidu mengatakan, selama ini, situs-situs tersebut sangat membantu dalam penyebaran paham-paham radikal di Indonesia.

"Kalau pemerintah tidak memblokir situs-situs garis keras seperti ini, itu akan terus meluas dan semakin banyak masyarakat yang terpengaruh," kata Margidu kepada ROL, Jumat(27/3).

Margidu menilai, hingga saat ini, belum ada usaha yang serius dari pemerintah untuk memblokir situs-situs dan informasi mengenai kekerasan yang dilakukan kelompok radikal seperti ISIS, termasuk dari Timur Tengah. Jika hal tersebut terus dibiarkan, maka ia memastikan pergerakan paham ISIS atau kelompok radikal lainnya akan semakin tak terbendung.

"Kalau Densus itu kan kayak pemadam kebakaran, api di sini dimatiin, di sana dimatiin. Tapi kalau api tetap dimana-mana, kan lama-lama capek juga Densusnya," ujarnya.

Selain itu, Margidu menambahkan, pemerintah seharusnya tidak terlalu berlebihan menahan warga negara Indonesia yang ingin bergabung bersama ISIS dan ikut berperang di sana.

"Bagi saya kalau memang ada warga negara Indonesia yang bercita-cita ingin jadi warga ISIS dan ikut perang atas nama ISIS, silakan saja. Tapi dengan sukarela copot identitas NKRI-nya. Lu ke sana dah. Ya udah, kenapa ditahan-tahan," ujarnya.

"Kurangi aja penduduk radikal itu kan. Tapi dengan jantan copot (identitas Indonesia). Jangan pas udah ke sana balik lagi dan di sini malah memprovokasi orang," kata Margidu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement