Senin 30 Mar 2015 11:15 WIB

Tiga Tokoh Muda dalam Konflik Yaman

Mohammad bin Salman Al Saud
Foto: [ist]
Mohammad bin Salman Al Saud

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Konflik dalam negeri Yaman telah melibatkan intervensi luar negeri khususnya oleh serangan udara koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi.

Di belakang semua konflik ini, setidaknya ada tiga tokoh anak muda yang terlibat dan menjadi sorotan media.

Pertama Mohammad bin Salman Al Saud

Menteri Pertahanan termuda di dunia ini merupakan orang tertinggi di kementerian pertahanan Arab Saudi. Kelahiran 1980 ini merupakan putera Raja Salman dari istri ketiga Fahda bint Falah bin Sultan Al Hithalayn.

Sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi dia mengendalikan serangan udara di Yaman untuk menahan laju pemberontak Houthi menguasai Yaman. Arab Saudi menyediakan seratus pesawat tempur dalam kampanye ini.

Kedua adalah Sheikh Sayyid Abdul-Malik al-Houthi

Pemimpin tertinggi kelompok Houthi ini lahir 1 Januari 1982. Walau Houthi berhasil menguasai ibukota Sanaa, dia memilih untuk menunjuk sepupunya Mohammed Ali al-Houthi sebagai Presiden Yaman dalam Komite Revolusi. Ali juga masih muda kelahiran 1979.

Tokoh ketiga yang cukup berpengaruh adalah Ahmed Ali Saleh

Dia merupakan putera tertua mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Pria kelahiran 1972 ini merupakan mantan komandan pasukan khusus Yaman. Saat ayahnya lengser, dia dijadikan Duta Besar di Uni Emirat Arab. Namun, dia dilaporkan jarang berada di negara tujuan.

Diisukan, Ahmed sedang berusaha menjadi presiden dalam pemilihan umum berikutnya. Dilaporkan oleh AFP, 13 Maret lalu, para pendukung Ahmed sempat mengadakan aksi dukungan agar Ahmed ditunjuk menjadi presiden oleh pemerintahan sementara bentukan Houthi.

Pasukan Yaman yang masih loyal dengan Ahmed merupakan faktor utama yang mendukung Houthi menguasai ibu kota. Dengan bantuan mereka pula, Houthi telah bergerak ke selatan menguasai sisa wiayah Yaman yang belum dikuasai.

Ahmed sempat berusaha melobi Saudi untuk menghindari serangan udara. Namun, Alarabiya, Senin (30/3) melaporkan permintaan Ahmed itu ditolak Menteri Pertahanan Saudi sesaat sebelum serangan udara beberapa hari yang lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement