Kamis 02 Apr 2015 15:13 WIB

Alasan DKI Bongkar Pasar Blok G

Suasana area makan di Pasar Blok G Pasara Tanah Abang setelah penataan ulang, Jakarta PUsat, Senin (14/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Suasana area makan di Pasar Blok G Pasara Tanah Abang setelah penataan ulang, Jakarta PUsat, Senin (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan pembongkaran terhadap bangunan Pasar Blok G Tanah Abang dilakukan semata-mata untuk membuat pasar tersebut semakin ramai.

"Karena prinsip kita adalah bagaimana caranya membuat Pasar Blok G ramai, bermanfaat bagi pengunjung. Selain itu juga sekaligus bisa menjadi andalan," kata Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat di Jakarta, Kamis (2/4).

Oleh karena itu, dia pun mengaku sangat mendukung rencana Pemprov DKI melakukan pembongkaran bangunan Pasar Blok G Tanah Abang untuk kemudian diperbarui kembali. "Apalagi kalau ada jembatan-jembatan yang saling menghubungkan Blok G dengan blok-blok lain yang terdapat di kawasan Pasar Tanah Abang. Ini pasti bagus," ujar Djarot.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menuturkan proyek pembaruan Pasar Blok G Tanah Abang tersebut akan dilaksanakan melalui mekanisme lelang bagi pihak-pihak pengembang swasta. "Jadi, nanti proyek Pasar Blok G itu akan kita lelang. Kita tawarkan kepada perusahaan-perusahaan pengembang. Waktunya belum bisa kami pastikan, sekarang masih dihitung-hitung, tapi pasti tahun ini," tutur Basuki.

Melalui mekanisme lelang, dia mengungkapkan, maka perusahaan pemenang akan mempunyai hak pengelolaan pasar selama beberapa tahun. Namun, sesuai kesepakatan, hak kepemilikan dan pengelolaan nantinya akan dikembalikan kepada Pemprov DKI.

"Dengan menggunakan sistem lelang, artinya kita tidak akan mengeluarkan uang untuk melakukan perbaikan. Hanya saja, pembagian keuntungannya masih harus diperjelas lagi," ungkap Basuki. Pembongkaran Pasar Blok G Tanah Abang dilakukan mengingat suasana pasar yang kerap kali sepi pengunjung semenjak diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada 2013.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement