REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Myanmar mengaku bertanggung jawab atas bom yang mereka jatuhkan di wilayah Cina Maret lalu. Kementerian Luar Negeri Cina juga meminta maaf atas bom yang menewaskan lima orang tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi saat pertempuran pasukan pemerintah Myanmar dengan kelompok pemberontak Tentara Persekutuan Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA).
Ribuan pengungsi lari ke Cina saat pertempuran meletus di perbatasan di wilayah Myanmar bulan lalu. Pemerintah Cina geram dengan jatuhnya korban tewas di provinsi Yunnan itu dan memperingatkan jika insiden itu terulang mereka akan memberikan respon.
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dalam pertemuan dengan rekannya dari Myanmar Wunna Maung Lwin mengatakan sebuah tim gabungan yang dibentuk untuk menyelidiki insiden tersebut telah memastikan mengenai apa yang terjadi.
Wunna menerima hasil penyelidikan yang menyebutkan bom-bom yang dijatuhkan dari sebuah pesawat Myanmar menewaskan warga Cina dan menyampaikan permohonan maaf serta menawarkan uang kompensasi.
"Myanmar akan memburu dan menghukum mereka yang bertanggung jawab sesuai hukum yang berlaku, dan juga akan memperkuat pengawasan internal untuk menghindari insiden semacam itu terjadi lagi," kata kementerian itu.
Menurut pernyataan tersebut, Myanmar akan bekerja sama dengan Cina untuk memastikan stabilitas di sepanjang perbatasan sejauh 2.000 km, yang sebagian besar merupakan kawasan terpencil dan sulit diakses.